JOMBANG - Kejam dan biadab perbuatan yg dilakukan oleh Suyanto asal Desa Janti,Kecamatan Jogoroto,Jombang yg tega menggagahi melati (bukan nama aslinya) yang tak lain adalah adik iparnya sendiri.

    Peristiwa yg menimpa korban sejak sembilan bulan yang lalu itu kali pertama terjadi saat korban mendatangi rumah pelaku. Karena kondisi rumah dalam keadaan sepi, pelaku yang sebelumnya tergiur dengan kemolekan adik iparnya yang berumur 21 tahun itu, melancarkan aksinya dengan menyeret Melati kedalam kamar serta memaksa untuk melayani nafsu bejatnya.
    "Pelaku juga memberikan ancaman kepada korban apabila tidak mau melayaninya," ujar Kepala Desa (Kades) Janti kepada Wartawan.
    Merasa aman aksinya tidak terbongkar, Suyanto yang dikenal sebagai seorang dukun itu terus mengulangi perbuatannya hingga beberapa kali yang mengakibatkan perempuan tak bersalah ini mengandung delapan bulan. Bukan hanya itu, melati juga harus meninggalkan kampung halamannya karena menanggung malu dengan warga sekitarnya.
    "Sekarang kita tidak tahu korbanya pergi kemana, karena kita cari di desa juga sudah tidak ada lagi," tambahnya.
    Masih dalam penjelasan Kades, mengetahui kejadian memilukan itu warga setempa langsung melaporkan kejadian itu Mapolsek Jogoroto dan di lanjutkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA), Mapolres Jombang.
    Usai melaporkan ke Mapolsek, warga langsung mengusir 'dukun' itu dari kampung halamannya. Sebab, warga juga mengetahui pelaku sebelumnya juga pernah melakukan perbuatan itu di tempat asalnya yakni Desa Krecek Kecamatan Pare.
    "Dia (pelaku,red) di kampungnya dulu juga diusir oleh warga dengan kasus yang sama dan kemudian menikah dengan warga saya," tandas kades itu.
    Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Kasiyanto menjelaskan pihaknya masih akan menyelidiki dan mengumpulkan bukti-bukti tentang laporan tersebut.
    "Kita belum bisa langsung menahan, akan kita panggil saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti," ujarnya singkat saat ditemui dikantornya. zainul


    JOMBANG - Kendati belum adanya pernyataan sikap secara resmi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk memberikan dukungan kepada Calon Presiden (Capres) Sutiyoso pada pilpres 2009. Namun, Kader sekaligus calon anggota legislatif (Caleg) dari PPP KH.M.Irfan Soleh siap mendukung dan memenangkan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

    "Insya Allah saya mantab dan akan mendukung sepenuhnya bapak Sutiyoso sebagai capres 2009. Bahkan saya siap menjadi tim suksesnya," Ujar Gus Irfan panggilan kesehariaanya kepada wartawan Surabaya Pagi seusai acara silaturrahmi dengan Capres Sutiyoso, di Pondok Pesantren Al-Hamidiyyah, Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Rabu (14/1) kemarin.

    Lebih lanjut Caleg DPR Jawatimur nomor urut dua ini menjelaskan, alasan dirinya untuk mendukung capres yang berangkat dari Partai Indonesia Sejahtera (PIS) itu karena PPP juga telah mendukungnya. Tidak hanya itu, Sutiyoso juga telah mendapatkan restu dari KH.Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

    "Dari PPP juga banyak yang mendukung Bang Yos (Sapaan Akrab Sutiyoso,red) dan tidak salah jika saya mendukungnya. Sekaligus dia juga telah mendapatkan restu daru Gus Dur," jelas Gus Irfan yang maju dari Dapil VIII Wilayah Mojokerto, Jombang, Nganjuk, dan Madiun.

    Dalam acara silaturrahmi tersebut, Sutiyoso sebelum melangkah maju untuk menjadi capres telah melakukan pertemuan dengan para kyai Nahdlatul Ulama (NU) termasuk Gus Dur. Bahkan dirinya telah mendengar jika partai yang berlambang ka'bah telah mendukung pencapresannya.

    "Sebelum maju saya menemui Gus Dur dan telah mendapat persetujuan. Bahkan, kalau Gus Dur tidak maju, saya yang disuruh untuk mewakilinya," Ujar pria yang mengaku sudah 29 tahun menjadi tentara ini dalam sambutannya di hadapan ratusan orang yang hadir..

    Bang Yos juga mengatakan akan berusaha menjadikan negara Indonesia menjadi lebih makmur. Sebab, dirinya menilai Bangsa Indonesia merupakan negara yang kaya raya namun rakyatnya sengsara.

    "Mensejahterakan rakyat itu bukan dengan bagi-bagi duit, namun yang terpenting bagaimana meningkatkan pendapatan masyarakat hari ini yang masih sengsara,"katanya yang disambut oplous para peserta undangan.

    Meskipun demikian, Bang Yos tidak terlalu gegabah atas pencapresannya. Sebab, pihaknya mengaku masih belum mendapatkan dukungan dari partai lainnya. Sehingga, dirinya masih berkonsentrasi pada pilihan legislatif bulan april mendatang.

    "Partai yang lain belum semua. Yang pasti adalah dari PIS dan PPPI (Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia) dan selama ini kita masih berkonsentarsi dalam pileg, kita lihat aja nanti hasilnya," pungkas jenderal berbintang tiga ini. zainul

    JOMBANG - Buntut dari tudingan tudingan yang dilontarkan oleh warga yang berinisial Sk kepada Suyanto Kepala Dusun (Kadus) Brongkol, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonosalam, yang dianggap kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai perangkat desa karena ikut campur kepada salah satu caleg menuai tanggapan keras dari Kasun tersebut.

    Suyanto (Kasun,red) mengatakan bawa tudingan yang dilontarkan kepadanya itu tidak benar serta tidak ada bukti yang kongkrit. Bahkan dirinya akan melaporkan balik orang tersebut yang sudah diketahui namanya, yakni Sakiono kepada pihak kepolisian setempat. Senin (19/1), kemarin
    "Itu merupakan fitnah dan pencemaran nama baik saya. Akan saya laporkan kepada pihak kepolisian," ancam Suyanto saat ditemui di desa setempat.
    Lebih lanjut Suyanto mengatakan, soal ancaman dirinya tidak main-main. Sebab, hal itu sudah mencoreng nama baik dan keluarga didusunnya.
    Menanggapi hal tersebut, dihubungi secara terpisah, Sakianto mengatakan selalu siap apabila dirinya dilaporkan oleh Kasun tersebut. Sebab, menurutnya itu bukan fitnah atau pencemaran baik seseorang.
    "Yang saya omongkan kemarin itu sudah sesuai dengan kondisi dilapangan, dan juga tidak mengada-ngada. Kalau dia (kasun,red) akan melaporkan, saya siap-siap saja," ujarnya singkat saat dihubungi melalui ponselnya sembari mengatakan akan segera melakukan rapat bersama Badan Perwakilan Desa (BPD) setempat untuk membicarakan masalah tersebut.
    Seperti diberitakan sebelumnya, Sakiono adalah salah satu warga dusun setempat yang mengeluhkan atas kinerja Kasunnya yang kurang maksimal. Berdasar itu, Sakiono menuding kasun tersebut menjadi salah satu tim sukses dari salah satu caleg DPR-RI dati salah satu partai yang ada. zainul


    JOMBANG - Kinerja seorang Kepala Dusun (Kadus) Dusun Brongkol, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonosalam, dikeluhkan oleh para warga setempat. Pasalnya, dalam kinerjanya, perangkat desa tersebut lebih banyak melakukan aktifitasnya sebagai tim sukses dari salah satu caleg daripada memberikan pelayanan kepada masyarakat. Akibatnya, pekerjaan mengurusi dusunnya banyak yang terbengkelai.


    Menurut penuturan salah satu warga setempat yang berinisial SK bahwa Yanto, Kasun setempat saat menjelang pelaksanaan pilihan legislatif (Caleg) lebih banyak sibuk mengurusi kerja sebagai tim Sukses salah satu calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat DPR-RI).

    "Bahkan pak polo ini sering mengumpulkan warga dengan diajak kepada salah satu calon, bisa jadi pak polo ini menjual warga," ujarnya kepada wartawan.

    Dia juga menceritakan suatu ketika dirinya hendak mengurus surat yang memerlukan tanda tangan dari kasun tersebut. Namun, berkali-kali hendak menemuinya gagal, bahkan saat ditemui dikantor balai desa setempat juga tidak ada.
    " Saat saya cari dirumahnya tidak ada, begitupun juga di balai desa. Wong ini dibayar pemerintah, kok kerja seenaknya sendiri," lanjut SK dengan nada kesal dan kecewa.

    Hal senada juga di ungkapkan salah satu warga setempat yang enggan disebut namanya, menurutnya beberapa hari ini kasun tersebut sibuk dengan urusan pribadinya. Padahal, pekerjaan desa masih banyak yang mangkrak dan belum terselesaikan.

    "Kayaknya pak kasun lebih banyak sibuk dalam pencalegan," ujar singkat sembari mengatakan untuk tidak disebut namanya karena takut.

    Sementara itu, Kepala Desa Wonokerto, Bariyah saat dikonfirmasi membenarkan kalau kinerja perangkatnya beberapa bulan ini kurang maksimal. "Perangkat desa saya yakni Kasun Brongkol sering meninggalkan kantor dan dukuhannya, namun selalu izin dan terkadang mendadak menelpon untuk tidak masuk dengan alasan sibuk urusan luar," katanya saat dihubungi melalui celulernya. kemarin.

    Lebih lanjut Kades tersebut mengatakan yang bisa menilai kinerjanya di dusunnya adalah warganya. Karena selama ini dirinya mengaku belum menerima laporan dari warga setempat. Kendati demikian, dirinya akan memanggil kasun tersebut untuk dimintai penjelasannya.

    "Selama ini saya belum menerima laporan dari warga. Setelah ini akan saya tegur dia, apanila sibuk ngurusi caleg, maka akan saya larang. Karena, perangkat desa itu tidak boleh ngurusi caleg dan kerjanya adalah melayani warganya," pungkasnya.


    JOMBANG - Sebanyak empat caleg yang telah tercatat dalam daftar pemilih tetap (DCT) Komisi Pemiluhan Umum daerah (KPUD) Jombang telah mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas.

    Keempat caleg yang mengundurkan diri yakni caleg, yakni Ari Juswanti dari PPRN nomor urut satu daerah pemilihan (dapil) VI, Iqbal Feliciano dari PMB nomor urut satu dapil III. "Kedua orang itu mengundurkan diri sebelum tanggal 17 Desember 2008, setelah dilakukan rapat pleno, maka keduanya tidaka akan dimasukkan dalam surat suara pada saat proses pemilihan nanti," ujar ketua Pokja Pencalonan KPUD Jombang, Rabu (21/1) kemarin
    Sementara itu dua caleg lainnya, yakni Zumrotin Nikmah dari PKS nomor urut 10 dapil II dan Didik SP dari PKPB nomor urut satu dapil II telah melakukan pengunduran diri setelah namanya tercantum dalam DCT yakni setelah tanggal 17 Desember 2008. "Jika nanti ada yang memilih mereka, maka suaranya akan masuk kelumbung partai," kata Minan menjelaskan.
    Terkait alasan yang didasari untuk melakukan pengunduran diri 4 caleg tersebut, Minan mengatakan mereka yang mengundurkan diri itutidak menjelaskan alasannya secara detail. "yang pasti, satu orang ada yang meninggal dunia dan seorang lagi yakni Zumrotin dari PKS itu adalah pendamping PNPM mandiri, jadi dalam aturannya itu tidak diperbolehkan," tambahnya.
    Dari daftar caleg sementara (DCS) semula ada 618 orang caleg, namun pada saat dilakukan public review dan dilakukan seleksi oleh KPUD Jombang, ditetapkan DCT sebanyak 611 orang caleg yang maju dalam pileg mendatang. Dengan adanya beberapa perkembangn terbaru yakni mundurnya empat orang caleg itu, kini tersisa 607 orang caleg.
    Secara terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPRN Kabupaten Jombang, Rofiq menjelaskan terkait mundurnya satu caleg dari partainya itu dikarenakan telah pindah domisili dari wilayah Jombang.
    "Dia telah pindah domisili yakni ke Kota Nganjuk, selain itu selama ini dia mengatakan kepartai kalau tidak bisa konsentrasi dipartai. Jadi ya kita persilahkan saja," singkatnya. (zainul)


    JOMBANG - Tampaknya anak-anak perlu berhati-hati saat mandi di tempat pemandian tirta wening, desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Jombang. Pasalnya, di kolam renang tersebut tampaknya menunggu 'tumbal' anak-anak seperti beberapa hari yang lalu telah terjadi kecelakaan yang hampir merenggut nyawa seorang bocah bernama Ganis Hadi Lutfianto (7) asal asal desa setempat.

    Awal kejadian pada Senin (19/1) pagi, saat itu putra pasangan Muhadi dan Agustiningsih tersebut sedang mandi di kolam renang bersama dengan salah satu temannya. Ketika kedua bocah itu sedang asik menikmati jernihnya air, tiba-tiba korban menaiki tangga (tempat mainan anak dari dataran tinggi, red) dan hendak meloncat terjun ke kolam yang tidak terlalu dalam itu.

    "Saat dia terjun, kepalanya menghantam tepian kolam. Kepala anak saya merasa kepalanya pusing dan mengeluarkan pendarahan, Karena mengalami keseriusan luka, langsung dibawa ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) untuk menjalani perawatan, "ujar Ibu korban Agustiningsih yang menceritakan kejadianya kepada koran awas !!, kemarin.

    Atas kejadian itu, kedua orang tua Ganis dan sanak keluarganya sangat terpukul karena bocah yang masih duduk dibangku dasa itu seharusnya bermain dengan leluasa kini harus tergolek lemah dirumah sakit. Tidak hanya itu, pihak keluarga juga sangat merasa kebungungan dalam pembiayaan rumah sakit yang dinilainya sangat memberatkan dan juga belum mendapatkan santunan dari pemilik kolam itu.

    "Tidak tahu mas biayanya darimana akan kita peroleh, Saat ini kita masih kebingungan. Kita juga belum melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian maupun desa," ujar Muhadi ayah korban yang sehari-hari pekerjaannya sebagai penggiling padi keliling.

    Pemilik Kolam renang Tirta Wening Zainul saat di konfirmasi membenarkan ditempat pemandiannya telah menelan korban. Dirinya mengelak itu bukan kesalahan dari pihaknya, namun itu karena ulah korban yang kurang berhati-hati saat berenang. Bahkan dirinya menilai luka yang dialami korban tak cukup parah.

    "Disini sudah ada penjaganya dan kita sediakan pelampung, dan memang korban yang kurang berhati-hati. Usai kejadian pada malamnya (Malam kejadian, red) korban sudah kita jenguk dan sepertinya kondisinya tidak parah, mungkin besok atau lusa (hati ini,red) sudah boleh pulang," kata Zainul dengan enteng, Selasa (20/1) kemarin.

    Kendati demikian, Zainul yang didampingi istrinya Anis tetap akan memberikan bantuan kepada korban sesuai dengan kebutuhannya. "Kita akan membicarakan dengan pihak keluarga terkait biaya rumah sakit," tegasnya.

    Secara terpisah, Kepala Desa (Kades) Jatiwates, Mahmud mengatakan dengan kejadian ini pihaknya akan memanggil kedua belah pihak untuk mempertemukan keluarga korban dengan pemilik Tirta Wening.

    "Dan biaya sepenuhnya harus ditanggung oleh pemilik Tirta Wening, karena kejadiannya di dalam lokasi tersebut" katanya dengan tegas.


Top