Tradisi Pesta Petasan di Jombang


Jombang-Dalam menyambut penutupan akhir lebaran saban hari raya ketupat atau sepekan setelah lebaran, warga Desa Keras, Kecamatan Diwek Jombang, mengadakan pesta petasan dengan berbagai macam ukuran dan bentuk petasan. kemarin malam, Rabu (07/10).
Ribuan petasan tersebut sengaja dinyalakan sebagai ritual tradisi tahunan yang sudah berlangsung dari generasi ke generasi. Sebelum dinyalakan, setiap petasan dari berbagai macam ukuran dan jenis sengaja dipasang berdiri tegak pada bambu yang diberi lubang diatasnya. Hal ini dimaksudkan agar petasan bisa terbang ke Angkasa dan meledak diatas tanpa membahayakan pengunjung.

Menurut Mamat, warga setempat menjelaskan, Desa Keras merupakan daerah sentra produksi petasan. Seluruh warga setempat sudah terbiasa memproduksi petasan secara besar-besaran dan biasanya setiap bulan Ramadhan. Sisa produksi yang mereka buat biasanya dimanfaatkan dalam penutupan lebaran dengan menggelar pesta petasan.
”Ini adalah pesta petasan yang digelar sekali dalam setahun sebagai penutupan Hari Raya dan dilakukan saat Lebaran Ketupat,” kata Mamat kepada wartawan forum Nusantara.
lebih jauh Mamat menjelaskan, tahun ini warga jarang yang membuat petasan dikarenakan biaya produksi semakin mahal. sehingga hanya beberapa orang saja yang membuat agar tradisi pesta petasan tersbut tidak punah.
"sekarang harga obatnya naik, untuk sreng (salah satu bahan untuk membuat petasan) sebesar 35 ribu, kalau dulu 17 ribu,"tukasnya.
sementara itu, banyaknya letupan petasan yang meletus diangkasa, praktis menyedot perhatian masyarakat Jombang dan membuat mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi untuk melihat secara langsung pesta petasan tersebut. Mereka yang datang tidak hanya dari masyarakat Jombang, melainkan ada juga yang datang dari luar Kota seperti Kediri, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto serta Surabaya
Pengunjung rela datang jauh-jauh untuk refreshing karena menganggap tradisi pesta petasan ini cukup unik dan satu-satunya yang terdapat di Jawa Timur. Prasetyo adalah salah satu pengunjung yang datang dari Kediri, mengatakan pesta petasan ini hanya terjadi setahun sekali dan sayang kalau dilewatkan.
”Dari Kediri saya rombongan bersama teman-teman hanya untuk menyaksikan pesta petasan yang satu-satunya ada di Jawa Timur ini,” ungkap prasetyo disela-sela sedang asik mendengarkan suara petasan sambil sesekali memuji suara petasan yang menggelegar.


No comments:

Write a Comment


Top