IBU LAHIRKAN BAYI DAN TUMOR 3 KILOGRAM

BATAM— Kasih ibu sepanjang masa. Itu dibuktikan dengan sakit selama mengandung, sakit sewaktu melahirkan, dan sakit ketika membesarkan, dipastikan tidak akan pernah dibagi-bagi. Bagi seorang ibu, rasa bangga anaknya tumbuh sehat dan besar akan menghilangkan rasa sakit, betapa pun dia menderita.Namun, penderitaan seorang ibu yang hamil dan melahirkan tentunya tak seberat derita Sri Maryati (40). Ia mengandung
seorang bayi dan tumor seberat 30 kilogram secara bersamaan. Semangat yang luar biasalah yang membuat Sri bisa bertahan. Ia bisa melahirkan anaknya dan sekaligus tumor yang dideritanya dalam waktu yang berbeda. Akhir penderitaan Sri Maryati tuntas, Jumat (29/8) dini hari, setelah tumor sebesar drum itu berhasil diangkat tim dokter di Casa Medica Centre, Mukakuning. Operasi besar yang dilakukan dokter berakhir pukul 00.30. Ini adalah kelahiran "kedua" Sri Maryati setelah bayi yang hidup berdampingan dengan tumor di dalam rahim Sri juga lahir selamat pada 16 Juni 2008. Hebatnya lagi,


si jabang bayi yang bernama Muhammad Yusuf itu lahir normal meskipun beratnya hanya 2,1 kilogram.

Sri Maryati divonis menderita penyakit kistoma ovarihi permegna suspec melijnancy, yang artinya tumor ganas di daerah ovarium. Tumor di daerah vital kehamilan wanita ini memang banyak ditemui. Namun, pada Sri, penyakit itu tidak menyurutkan niatnya untuk tetap hamil dan melarirkan. "Perjuangan Ibu Sri ini sangat luar biasa. Hamil anak keenamnya, tanpa diduga membawa penyakit berbahaya jenis tumor," kata dr Zulfikar SpOG, dokter kebidanan RS Cassa Medica, Mukakuning, Jumat.

Dokter curiga ketika usia kandungan Sri memasuki tujuh bulan. Waktu itu perut Sri sangat besar hingga hampir sebesar drum. Setelah dilakukan USG, ternyata di dalam rahim Sri tidak hanya terdapat bayi, tapi juga tumbuh daging berukuran 25 x 25 cm. Daging besar itu mendesak sang bayi sehingga mengganggu pertumbuhan janin.

Zulfikar mengatakan, perjuangan hidup Sri mempertahankan bayinya agar tetap hidup dan lahir ke dunia tentu sangat berat. Sebab, penderitaan itu ia alami selama setahun dan pertumbuhan tumor berkembang pesat.

Sebelum ke RS Cassa Medica, Sri sebenarnya sudah melakukan pengecekan di dua rumah sakit lain. Dokter menyarankan agar bayi dan tumor diangkat sekaligus dan Sri harus merelakan bayinya tidak selamat. Namun, Sri tidak mau karena ia tetap ingin bayinya lahir ke dunia dengan selamat, apa pun risikonya.

Akhirnya, di RS Cassa Medica Center, ia meminta kepada dokter agar bayinya dulu yang diselamatkan. Karena ukuran bayi di usia kandungan tujuh bulan itu kecil, maka si bayi bisa lahir dengan selamat. Namun, dokter belum mau mengangkat tumor karena kondisi Sri yang belum memungkinkan. Tumor itu baru bisa diangkat dua bulan setengah setelah dia melahirkan.

"Saya bersama dr Gusno SpAN bekerja keras mengeluarkan seluruh tumor yang ada di tubuh korban. Saya telah bedah perut ibu itu hingga batas maksimal. Tapi ukuran tumornya memang sangat besar sehingga kami harus menyedot dan membelah tumor tersebut untuk mengurangi cairannya. Baru kemudian tumor dapat terangkat seluruhnya," kata Zulfikar.

Atan (49), suami Sri Maryati mengaku kaget dengan penyakit yang diderita istrinya. Warga Puskopkar, Batuaji ini bersyukur karena proses operasi berjalan lancar dan istrinya selamat. "Ibu sedang tidur dan terlihat lelah sekali. Usai operasi tadi dia telah sadar. Tetapi dia tidak boleh berbicara dan ditemui. Sebagai suami, kejadian ini sangat mengagetkan, apalagi ini tidak wajar," ujar Atan.

Ia berharap, penyakit yang diderita istrinya ini bisa sembuh total. Ia juga berencana tidak akan menambah anak lagi karena khawatir dengan keselamatan istrinya. "Mungkin ini yang terakhir hamilnya," ujar Atan singkat.

Bagi dr Zulfikar, operasi tersebut merupakan perjuangan yang sangat melelahkan. Selain besar dan beratnya tumor yang harus dikeluarkan, mereka juga harus memikirkan kondisi Sri Maryati. "Bayangkan, berat tumor ketika kita keluarkan, ukurannya sudah 60 x 60 cm dengan berat 30 kg lebih," ujar Zulfikar.

Karena ini kasus yang pertama, Zulfikar belum bisa mengutarakan apa penyebab tumor ini. Banyak faktor, bisa karena faktor keturunan atau karena konsumsi makanan. "Kita masih tunggu hasil uji labor dulu. Kita tidak bisa pastikan apa penyebabnya, dan kita juga ingin mengetahui apakah ini jenis tumor ganas atau tidak," ujar Zulfikar.

Tumor dan kanker rahim yang menyerang wanita juga bisa terjadi akibat prilaku hubungan seks. Misalnya, fungsi kelamin, entah dari sisi wanita maupun sisi prianya tidak bersih dan tidak sehat. "Wanita terkena kanker bisa tertular dari pria," ungkap Zulfikar. Nice, Humas Cassa Medica Centre Mukakuning, mengungkapkan, keberhasilan tim dokter mengangkat tumor ini sengaja dipublikasikan karena ini penyakit langka. Skala kejadiannya sangat jarang, apalagi ini pertumbuhan tumor yang berbarengan dengan pertumbuhan janin di dalam rahim. "Mudah-mudahan dengan kasus ini, edokteran dapat mempelajari penyebabnya," kata Nice.(Zen.Kom)


No comments:

Write a Comment


Top