Reporter : Deni Ali Setiono

    Pencuri Kartu ATM Diringkus
    Foto ilustrasi. 

    Gresik (beritajatim.com) - Polisi meringkus pencuri ATM yang dilakukan tersangka Rendra Prasetyo (19), warga Desa Kedungdowo Kecamatan Ploso, Jombang. Tersangka yang juga karyawan PT Karunia Alam Segar (KAS), tidak berkutik setelah mengambil kartu ATM milik Moh Nuril Huda (20), warga Desa. Gondang Lor Kecamatan Sugio, Lamongan.

    Kapolsek Manyar AKP Darsuki mengatakan, penangkapan tersangka berawal saat bersama korban adalah teman satu kost. Tersangka mengambil ATM milik korban pada waktu dompetnya ketinggalan di kamar.

    "Diam-diam tersangka mengambil ATM korban di Bank Jatim sejumlah Rp 1,6 juta. Selanjutnya, korban yang pulang kerja kehilangan ATM sudah mencurigai tersangka," katanya, Kamis (8/5/2014).

    Curiga dengan tersangka lanjut AKP Darsuki, korban yang didampingi beberapa penghuni kost yang lain mencari ditumpukan pakaian milik tersangka. Hasilnya, ditemukan adanya ATM ditumpukkan baju tersangka.

    "Sewaktu diinterogasi tersangka sempat dikeroyok. Beruntung ada mobil patroli Polsek Manyar yang melaksanakan patroli tidak jauh dari TKP sehingga tersangka langsung diamankan ke Polsek Manyar untuk diproses lebih lanjut," tuturnya.

    Selain menangkap tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa kartu ATM berisi uang Rp 6,5 juta. [dny/but]



    Reporter : Yusuf Wibisono

    Ditabrak Mobil Boks, Tukang Ojek Kritis

    Jombang (beritajatim.com)--Kecelakaan antara mobil boks dengan sepeda motor terjadi di Jl Soekarno - Hatta Jombang, Selasa (6/5/2014) sekitar pukul 11.00 WIB. Akibatnya, pengendara motor bernama Heri (47) luka kritis sehingga dilarikan ke RSUD setempat. Heri merupakan tukang ojek yang biasa mangkal di terminal Kepuhsari Jombang.

    Kecelakaan itu bermula ketika Heri mengantarkan penumpang ke Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan, Jombang. Usai mengantarkan penumpang itu, Heri berniat kembali ke pangkalan ojek yang ada di terminal Kepuhsari. Untuk menuju pangkalan itu, Heri harus menyeberang Jl Raya Soekarno - Hatta.

    Nah, saat menyeberang jalan itulah tiba-tiba melintas mobil boks nopol S 9970 W yang dikemudian Solikan (40) dari arah barat. Mengetahui ada motor menyeberang, Solikan berusaha menginjak tuas rem guna menghindari tabrakan.

    Hanya saja, karena jarak terlalu dekat, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Mobil boks bermuatan oli tersebut menghantam sepeda motor Honda Supra bernopol S 4137 WR yang dikendarai Heri.

    Tukang ojek itu langsung terpental. Heri menderita luka serius di bagian kaki dan kepala. Sedang mobil boks terguling di tengah jalan. Beruntung lokasi kecelakaan itu berdekatan dengan pos polisi Kepuhsari dan juga pos pantau Dishub. Sehingga petugas langsung turun ke lokasi guna memberikan pertolongan.

    "Seorang tukang ojek kritis akibat kecelakaan itu. Saat ini kami masih mengevakuasi mobil boks yang terguling di tengah jalan. Selain itu, kami juga masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut," ujar Ipda Darul Asifin, Kanitlaka Satlantas Polres Jombang. [air/suf]


    Reporter : Yusuf Wibisono

    Mbah Bisri, Penjaga Moral Kaum Nahdliyyin di Ranah Politik
     

    Jombang (beritajatim.com)--Mendiang KH Bisri Syansuri, tokoh pendiri NU dari Ponpes Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang dinilai layak mendapatkan gelar pahlawan nasional. Selain ahli fiqih, Kiai Bisri juga mempunyai jasa besar terhadap kemerdekaan RI.

    Demikian kesimpulan yang mengerucut dalam bedah buku 'Biografi KH Bisri Syansuri' di aula Ponpes Mambaul Ma'arif Denanyar. "Dengan berbagai jasa beliau kepada negara ini, saya pikir Mbah Bisri pantas untuk mendapatkan gelar pahlawan. Kiai Bisri juga juga pernah menjadi komandan hizbulloh dan sabilillah," kata Hj Aisyah Hamid, salah satu pembicara, Selasa (29/4/2014) malam.

    Pandangan tersebut mendapat dukungan dari Ketua PC Ikatan Sarjana NU Jombang Ahmad Atho'illah. Menurutnya, banyak sekali jasa Mbah Bisri terhadap NKRI, mulai pra kemerdekaan hingga pascakemerdekaan. "Beliau memiliki ketegasan dan keyakinan teguh sebagai seorang pecinta fiqih," ujar pria yang akrab disapa Gus Aik ini.

    Bedah buku biografi salah satu pendiri Nahdlatul Ulama itu dihadiri sejumlah kiai dan pengasuh pesantren serta tokoh ormas di Jombang. Tampil sebagai pembicara KH Kholid Mawardi (Jakarta), Hj Aisyah Hamid (Jakarta), Hj Muassomah Iskandar (Denanyar), KH Akhwan (Bojonegoro), KH Aziz Masyhuri (Denanyar), serta KH Salahuddin Wahid (Tebuireng). Sedangkan sebagai pemandu Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua DPRD Jatim.

    Sejumlah narasumber tersebut mengungkapkan pengalamannya terkait kehidupan KH Bisri Syansuri. "Mbah Bisri, kalau sudah punya ide sulit ditawar," ungkap Hj Muassomah Iskandar, menyampaikan pengalamannya tentang kehidupan pendiri NU itu.

    Bibi dari mantan ketua umum PBNU, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menambahkan, satu aktifitas yang tidak pernah lewat oleh Bisri Syansuri adalah menjadi imam dalam setiap menjalankan sholat wajib.

    Pandangan lain diungkapan KH Kholid Mawardi dari Jakarta. Menurutnya, KH Bisri Syansuri merupakan kiai yang kuat memegang ajaran fiqh. Tak heran, jika keberadaannya di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat pemerintah mengambil penyederhanaan partai, mampu menjadi penjaga moral kelompok Nahdliyyin di PPP.

    "Beliau itu berperan sebagai garda moral kaum Nahdliyyin di PPP. Beliau adalah kiai yang kuat memegang ajaran fiqh," ujarnya di hadapan ratusan peserta bedah buku. [suf/air]

    Sabtu, 12 April 2014 08:36:37
    Reporter : Yusuf Wibisono
    Majelis Dzikir di Jombang Jadi Pelarian Caleg Depresi
    1


    Jombang (beritajatim.com) - Calon legislatif (caleg) yang kalah dalam pemilu 9 April mendatangi Majelis Dzikir Qurrota A'yun di Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Jombang. Kedatangan caleg tersebut untuk menenangkan diri setelah kalah dalam pesta demokrasi lima tahunan. Saat datang, caleg itu menangis serta merancu karena tidak terima atas kekalahannya.

    "Sudah ada satu caleg yang datang ke majelis ini. Dia menangis pada saya, drop dan lunglai. Dia belum bisa menerima kekalahannya," kata Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas, Ketua Majelis Dzikir Qurrota A'yun Jombang, tanpa mau menyebut identitas caleg tersebut karena alasan privasi, Sabtu (12/4/2014).

    Ustad muda ini menceritakan, caleg yang berasal dari luar Jombang tersebut membeberkan semua uneg-unegnya. Semisal, soal ludesnya dana pinjaman dan harta benda yang ia miliki akibat digunakan 'membeli' suara pemilih dan kebutuhan sosialisasi. Namun ironis, meski harta sudah ludes, perolehan suara tidak signifikan.

    Karena kondisi itu pula, si caleg mengalami depresi hebat. Dia merancau macam-macam. Mulai dikhianati tim suksesnya, masyarakat yang mata duitan, hingga merasa perolehan suara miliknya 'dicuri' secara gaib oleh lawan politik.
    "Sebagai awalan saya dengarkan curhatnya. Setelah itu secara perlahan kita kuatkan hatinya," kata Ketua PSNU Pagar Nusa Peguron Sapujagad Jombang, ini.

    Tahap selanjutnya, sambung Gus Dimas, melakukan penguatan mental baik lewat keluarga maupun lewat agama kepada caleg depresi tersebut. Untuk pendekatan agama, Gus Dimas mengajak caleg melakukan istighfar, wirid, berdoa dan
    mengadukan semua keluh-kesah yang dialami kepada Allah.
    "Selain itu juga kita ajak mandi malam dan salat malam. Dengan begitu yang bersangkutan selalu ingat Allah," katanya menjelaskan.

    Gus Dimas mengatakan, caleg yang mendatangi Majelis Dzikir tersebut menjalani rawat jalan. Namun demikian, pihaknya terus memantau perkembangan caleg tersebut lewat keluarganya. "Tapi tetep kita agendakan setiap minggu datang kesini untuk mengecek perkembangannya," tutur bapak dua anak ini. [suf]




    Telat Makan, Banser Pingsan Saat Apel Kesetiaan NKRI


    Telat Makan, Banser Pingsan Saat Apel Kesetiaan NKRI

    Sabtu, 17 Mei 2014 16:57:38
    Reporter : Yusuf Wibisono
    2

    Jombang (beritajatim.com) - Dua orang Banser (Barisan Ansor Serbaguna) pingsan saat mengikuti apel kesetiaan untuk NKRI dalam rangka Harlah NU ke-91 di Alun-alun Jombang, Sabtu (17/5/2014) sore. Selain Banser, ratusan anggota dari badan otonom (Banom) NU juga hadir dalam acara yang dipimpin oleh Ketua PCNU Jombang KH Isrofil Amar.

    Sebelum acara dimulai banom yang terdiri dari Ansor, Fayatat, IPNU/IPPNU, Pagar Nusa, serta LP Maarif itu berbaris di Alun-alun. Selanjutnya, KH Isrofil Amar dengan mengendarai mobil jeep terbuka mengecek kesiapan setiap barisan.

    Usai pengecekan selesai itulah tiba-tiba anggota Banser yang sedang berbaris ambruk. Petugas kesehatan yang berada di lokasi langsung membopong ke Banser asal Kecamatan Bandar Kedungmulyo itu ke ambulace. Bukan itu saja, sejurus kemudian ada lagi anggota Banser yang mundur dari barisan karena tak tahan mendapat sengatan matahari.

    "Ada dua banser yang ambruk. Mereka tak kuat menahan panas karena memang belum makan saat apel. Namun setelah mendapatkan perawatan, kondisinya mulai membaik," Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas, Ketua PSNU Pagar Nusa Peguron Sapujagad Jombang, usai membantu menangani dua Banser yang pingsan itu.

    Sementara itu Katua PCNU Jombang KH Isrofil Amar mengatakan, apel kesetiaan NKRI tersebut dalam rangka memperingati hari lahir NU yang ke-91. Oleh karena itu seluruh banom NU ikut hadir dalam acara tersebut. "Alhamdulillah apel kesetiaan ini berlangsung khidmat," ujar Isrofil.

    Dia menjelaskan, hingga usianya yang ke-91 ini NU tetap setia terhadap tiga hal, yakni agama, negara, serta umat. NU, kata Isrofil, mempunyai tujuan menegakkan syariat islam ala ahlussunah wal jamaah di NKRI. Selain itu, bagi NU, NKRI merupakan keputusan final atau harga mati.

    "Selain agama dan negara, perjuangan NU juga berorientasi pada kemaslahatan umat. Sudah menjadi kwajiban nahdliyin untuk menciptakan situasi rukun damai. Yang tidak kalah penting juga mencintai NKRI serta berperan dalam mengisi pembangunan. Hal-hal seperti itulah yang harus dimiliki oleh kader NU," pungkas Isrofil. [suf/but]






Top