Blog Archive
-
▼
2014
(233)
-
▼
May
(33)
- Pencuri Kartu ATM Asal Ploso Jombang Diringkus
- Lebaran, Tol Jombang Sudah Bisa Dilewati Pemudik
- 18 Bocah Dicabuli di Jombang Selama 4 Bulan
- Siswi SMP di Perak Jombang Diperkosa 6 Kali oleh P...
- Ditabrak Mobil Boks, Tukang Ojek Kepuhkembeng Kritis
- Melas! 60 Sekolah di Jombang Harus Numpang Unas
- Mbah Bisri, Penjaga Moral Kaum Nahdliyyin di Ranah...
- Belum Bayar Biaya Persalinan, Mayat Bayi Ditahan R...
- Polwan Gadungan Berpangkat Iptu Diringkus di Jombang
- Majelis Dzikir di Jombang Jadi Pelarian Caleg Depresi
- Dihamili Pacar, ABG Lapor Polisi Jombang
- Maling Motor Dikepung Massa, RSUD Jombang Mencekam
- Majelis Dzikir di Jombang Jadi Pelarian Caleg Depresi
- Massa Rusak Tempat Praktik dan Pukuli Dokter di Ba...
- Pelajar SMK di Mojoagung Jombang Edarkan Pil Koplo
- Hindari Jalan Berlubang, Pengendara Motor Tewas di...
- Belasan Murid SD Megaluh Jombang Kesurupan Massal
- Telat Makan, Banser Pingsan Saat Apel Kesetiaan NKRI
- Kenduri Durian di Wonosalam Jombang Diserbu Copet
- Sidak Perum Metro Graha, Dewan Temukan Banyak Keja...
- Selingkuh, Oknum PNS Dilaporkan ke Bupati
- Mobil Rombongan Keroncong SMKN 3 Jombang Terbalik,...
- Haul Pendiri NU Kiai Bisri, Cak Imin - Gus Ipul Hadir
- Penghasilan Pengemis Cilik di Jombang Rp 100 Ribu ...
- Kripik Tempe Jombang Tembus Ibukota
- Di Jombang Butuh Tempat 'Ngos-ngosan', Cukup Bayar...
- Bejat! Sulkan Perkosa Anak Tiri Hingga Puluhan Kali
- Majelis Zikir di Jombang Jadi Jujugan Caleg Stres
- Kumpul Kebo di Hotel, Pelajar Dibekuk Polisi Jombang
- Jasa Magis Caleg Rp 300 Juta
- profil & biografi Shah Rukh Khan
- artis bollywood beragama islam
- Mengganti alamat URL / alamat situs web
-
▼
May
(33)
Contributors
Reporter : Deni Ali Setiono
Gresik (beritajatim.com) - Polisi meringkus pencuri ATM yang dilakukan tersangka Rendra Prasetyo (19), warga Desa Kedungdowo Kecamatan Ploso, Jombang. Tersangka yang juga karyawan PT Karunia Alam Segar (KAS), tidak berkutik setelah mengambil kartu ATM milik Moh Nuril Huda (20), warga Desa. Gondang Lor Kecamatan Sugio, Lamongan.
Kapolsek Manyar AKP Darsuki mengatakan, penangkapan tersangka berawal saat bersama korban adalah teman satu kost. Tersangka mengambil ATM milik korban pada waktu dompetnya ketinggalan di kamar.
"Diam-diam tersangka mengambil ATM korban di Bank Jatim sejumlah Rp 1,6 juta. Selanjutnya, korban yang pulang kerja kehilangan ATM sudah mencurigai tersangka," katanya, Kamis (8/5/2014).
Curiga dengan tersangka lanjut AKP Darsuki, korban yang didampingi beberapa penghuni kost yang lain mencari ditumpukan pakaian milik tersangka. Hasilnya, ditemukan adanya ATM ditumpukkan baju tersangka.
"Sewaktu diinterogasi tersangka sempat dikeroyok. Beruntung ada mobil patroli Polsek Manyar yang melaksanakan patroli tidak jauh dari TKP sehingga tersangka langsung diamankan ke Polsek Manyar untuk diproses lebih lanjut," tuturnya.
Selain menangkap tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa kartu ATM berisi uang Rp 6,5 juta. [dny/but]
Jombang (beritajatim.com) - Jalan tol Mojokerto - Jombang seksi 1 yang membentang dari Kecamatan Bandarkedungmulyo hingga Tembelang, dipastikan bisa dilalui kendaraan umum saat arus mudik lebaran mendatang.
Hal itu menyusul telah selesainya proses pembebasan lahan yang dilakukan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) dan Tim Pengadaan Tanah (TPT), di Desa Sidomulyo dan Pesantren, Rabu (7/5/2014).
Pelaksanaan pembebasan fisik tersebut dilakukan terhadap sebidang tanah seluas 3.113 m2 yang di atasnya berdiri bangunan untuk penggilingan padi, yang berada di Desa Sidomulyo Kecamatan Megaluh, Jombang. Selain itu, pembebasan lahan juga dilakukan di Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Jombang terhadap 14 bidang tanah serta bangunannya, dan 5 bidang tanah dengan total luas mencapai 3.946 m2. "Dengan pelaksanaan fisik lahan hari ini, maka sudah 100 persen lahan di seksi 1 kita bebaskan. Harapan kami, pada saat lebaran nanti, ruas tol ini sudah bisa dioperasikan untuk arus mudik," ujar Bambang Cahyono, Ketua TPT Tol Moker.
Proses pengosongan lahan di dua lokasi tersebut berlangsung kondusif tanpa ada penolakan dari warga pemilik lahan. Kabar akan adanya demo besar-besaran yang dilakukan warga pemilik lahan hanya isapan jempol. Menurut Oon, sapaan Bambang Cahyono, hal tersebut terjadi lantaran warga pemilik lahan yang terkena proyek pembangunan jalan tol, sudah menerima Uang Ganti Rugi (UGR) yang diberikan P2T. "Untuk nominal masing-masing warga, berbeda nilainya, disesuaikan dengan luas lahan dan bangunannya," katanya menambahkan.
Untuk membangun tol Trans Jawa, Mojokerto - Kertosono (Moker) sepanjang 40,5 kilometer ini diperlukan lahan sekitar 1,3 juta meter persegi, yang dimiliki oleh sekitar 1.500 warga. Lahan yang dibutuhkan itu posisinya berada di 35 desa di Kabupaten Mojokerto dan Jombang.
Walhasil, proses pengadaan tanah itu dari hari ke hari menunjukkan perkembangan yang positif. Warga pemilik lahan sudah mulai paham akan pentingnya proyek pembangunan jalan tol untuk mengurai kemacetan. "Pemahaman bahwa jalan tol ini untuk kepentingan umum, sudah mulai ditunjukkan warga pemilik lahan," ujarnya.
Sementara itu Ir Rinaldi, Direktur Teknik PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) selaku pemegang hak konsesi jalan tol Moker menambahkan, pihaknya optimistis bisa memenuhi harapan TPT untuk menyelesaikan konstruksi jalan tol sebelum masuk lebaran.
"Kami optimistis sebelum arus mudik tiba, jalan tol seksi 1 ini sudah bisa dilalui kendaraan untuk umum. Apalagi kondisi cuaca saat ini cukup panas, sehingga sangat mendukung proses pekerjaan kami di lapangan," kata Rinaldi ketika ditemui di tempat yang sama. [suf/ted]
Jombang (beritajatim.com) - Meski menyandang predikat Kota Santri, namun kasus pencabulan anak terbilang marak di Jombang. Betapa tidak, dalam rentang Januari - April 2014 ini terdapat 18 kasus pencabulan anak. Dari jumlah itu, sebanyak 15 kasus diantaranya diproses lanjut hingga ke pengadilan.
"Sedangkan 3 kasus asusila lainnya dicabut laporannya oleh keluarga korban. Mereka memilih jalan damai atau kekeluargaan dengan mengawinkan korban dengan pelaku," ujar Kepala Sub Bagian Hukum Polres Jombang AKP Sugeng Widodo, Rabu (7/5/2014).
Widodo lantas membeber kasus serupa di tahun 2013. Menurutnya, jumlah kasus pencabulan anak tahun 2013 sebanyak 36 kasus. Nah, dari jumlah tersebut, terdapat 9 pelaku yang hingga kini masih dalam pencarian Polisi. Perkara yang dilanjutkan penanganannya sebanyak 11 kasus, sedangkan 16 kasus sisanya diselesaikan lewat jalur kekeluargaan.
Atas maraknya kasus tersebut, Widodo menghimbau agar peran orang tua dalam mengawasi anaknya semakin ditingkatkan. Karena terjadinya pencabulan kebanyakan lengahnya pengawasan orang tua. Ia juga mengingatkan bahwa masalah proteksi dan pengawasan anak sangat tergantung pada peranan orang tua di rumah.
"Setiap orang tua harus berhati-hati dan mengawasi secara baik perkembangan anaknya mulai dari internal keluarga hingga pergaluan di luar rumah. Salah satu faktor terjadinya pencabulan anak karena pergaulan bebas dan keliru dalam menggunakan teknologi informasi yang makin maju seperti media sosial," pungkas Widodo. [suf/but]
Jombang (beritajatim.com) - Rio Adi Saputro (26), warga Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak dibekuk jajaran Satreskrim Polres Jombang, Selasa (6/5/2014). Rio diduga membawa kabur seorang gadis yang masih duduk di bangku MTs (Madrasah Tsanawiyah). Bukan itu saja, pelaku juga menyetubuhi gadis berinisial UM (15) tersebut hingga enam kali.
Perbuatan bejat pelaku akhirnya terendus keluarga korban. Mereka kemudian melaporkannya ke polres setempat. "Pelaku sudah kita tangkap. Saat ini dia menjalani pemeriksaan intensif," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang AKP Sugeng Widodo.
Widodo menjelaskan, antara Rio dan UM sudah terlibat cinta monyet. Namun pacaran yang dilakukan keduanya sudah tidak sehat lagi. Mereka kerap janjian di tempat-tempat sepi. Dua insan berlainan jenis ini juga kerap memadu kasih. Puncaknya April lalu, usai jalan-jalan Rio mengajak UM ke rumahnya. Kebetulan, saat itu rumah Rio sedang sepi.
Kesempatan itu tidak disia-siakan begitu saja. Rio kemudian mengajak pacarnya untuk berhubungan badan. Awalnya UM menolak, namun pelaku tidak menyerah. Birahi Rio justru memuncak. Dengan sedikit ancaman, pria yang masih pengangguran ini akhirnya berhasil merampas keperawanan kekasihnya.
Sejak saat itu, keduanya jadi ketagihan untuk mereguk kenikmatan sesaat. Mereka mengulanginya hingga enam kali di tempat dan waktu berbeda. Singkat cerita, perbuatan mesum itu akhirnya diketahui oleh keluarga UM. Itu setelah gadis yang masih sekolah ini kerap murung dan menyendiri. Setelah didesak keluarga, UM akhirnya menceritakan semua yang dialami.
Orang tua UM yang tidak terima kemudian melaporkan kasus ini ke polisi. "Pelaku dijerat pasal 81 UU No 23/2002 tentang perlindungan anak. Ancamanya maksimal 15 tahun penjara," pungkas Widodo. [suf/but]
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com)--Kecelakaan antara mobil boks dengan sepeda motor terjadi di Jl Soekarno - Hatta Jombang, Selasa (6/5/2014) sekitar pukul 11.00 WIB. Akibatnya, pengendara motor bernama Heri (47) luka kritis sehingga dilarikan ke RSUD setempat. Heri merupakan tukang ojek yang biasa mangkal di terminal Kepuhsari Jombang.
Kecelakaan itu bermula ketika Heri mengantarkan penumpang ke Desa Keplaksari, Kecamatan Peterongan, Jombang. Usai mengantarkan penumpang itu, Heri berniat kembali ke pangkalan ojek yang ada di terminal Kepuhsari. Untuk menuju pangkalan itu, Heri harus menyeberang Jl Raya Soekarno - Hatta.
Nah, saat menyeberang jalan itulah tiba-tiba melintas mobil boks nopol S 9970 W yang dikemudian Solikan (40) dari arah barat. Mengetahui ada motor menyeberang, Solikan berusaha menginjak tuas rem guna menghindari tabrakan.
Hanya saja, karena jarak terlalu dekat, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Mobil boks bermuatan oli tersebut menghantam sepeda motor Honda Supra bernopol S 4137 WR yang dikendarai Heri.
Tukang ojek itu langsung terpental. Heri menderita luka serius di bagian kaki dan kepala. Sedang mobil boks terguling di tengah jalan. Beruntung lokasi kecelakaan itu berdekatan dengan pos polisi Kepuhsari dan juga pos pantau Dishub. Sehingga petugas langsung turun ke lokasi guna memberikan pertolongan.
"Seorang tukang ojek kritis akibat kecelakaan itu. Saat ini kami masih mengevakuasi mobil boks yang terguling di tengah jalan. Selain itu, kami juga masih menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut," ujar Ipda Darul Asifin, Kanitlaka Satlantas Polres Jombang. [air/suf]
Jombang (beritajatim.com) - Sebanyak 60 lembaga pendidikan SMP/MTs di Kabupaten Jombang harus menumpang Ujian Nasional (unas) di sekolah lain pagi ini, Senin (5/5/2014). Pasalnya, puluhan sekolah tersebut belum memenuhi persyaratan untuk bisa menggelar unas secara mandiri. Selain jumlah peserta unas dibawah 20 orang, ada beberapa sekolah yang statusnya belum terakreditasi.
"Dari data di Dinas Pendidikan (Disdik), terdapat 60 sekolah yang tidak bisa menggelar unas secara mandiri. Mereka harus menggabungkan diri dengan sekolah lain," kata Kepala Disdik Jombang, Muntholip, sembari membeber data sekolah yang dimaksud.
Muntholip menjelaskan, sesuai aturan, terdapat dua syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan jika akan menggelar unas secara mandiri. Diantaranya, jumlah peserta unas di lembaga tersebut minimal 20 siswa, kemudian sekolah tersebut juga harus terakreditasi. Nah, jika dua syarat itu tidak terpenuhi, maka sekolah yang bersangkutan harus menggabung atau menumpang unas ke sekolah lain.
Disdik mencatat, terdapat 60 sekolah di Jombang yang tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut. Dengan kata lain, mereka harus menggabung ke sekolah lain saat unas. Rinciannya, sebanyak 16 sekolah SMP, dan 42 adalah MTs. Puluahan sekolah itu tersebar di sejumlah kecamatan.
Muntholip lantas mencontohkan beberapa sekolah yang tidak bisa menggelar unas tersebut. Diantaranya, SMP Plus Al Muslimun Jombang dengan jumlah peserta unas sebanyak 18 siswa. Kemudian SMPIT Ruhul Jadid dan SMP Al Azhar Denanyar Jombang. Meski jumlah peserta unas di dua sekolah itu di atas 20 siswa, namun lembaga pendidikan tersebut belum mengantongi akreditasi.
Sedangkan sekolah lainnya, tercatat MTs Al Hidayah Peterongan, dengan jumlah peserta unas di bawah 20 siswa. "Selain itu juga ada sekolah yang statusnya belum terakreditasi, yakni MTs Satu Atap Minhajul Abidin. Yang pasti, terdapat 60 sekolah, tidak bisa menggelar unas sendiri," kata Muntholip menegaskan.
Seperti diketahui, unas tingkat SMP tahun ajaran 2013/2014 di Kabupaten Jombang diikuti 20.154 siswa. Jumlah itu terbagi atas siswa SMP sebanyak 12.349 siswa dan siswa MTs tercatat 7.805 siswa. Mereka bakal mengikuti ujian selama empat hari penuh, mulai 5 sampai 8 Mei 2014. [suf/kun]
Reporter : Yusuf Wibisono
Berita Terkait
Jombang (beritajatim.com)--Mendiang KH Bisri Syansuri, tokoh pendiri NU dari Ponpes Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang dinilai layak mendapatkan gelar pahlawan nasional. Selain ahli fiqih, Kiai Bisri juga mempunyai jasa besar terhadap kemerdekaan RI.
Demikian kesimpulan yang mengerucut dalam bedah buku 'Biografi KH Bisri Syansuri' di aula Ponpes Mambaul Ma'arif Denanyar. "Dengan berbagai jasa beliau kepada negara ini, saya pikir Mbah Bisri pantas untuk mendapatkan gelar pahlawan. Kiai Bisri juga juga pernah menjadi komandan hizbulloh dan sabilillah," kata Hj Aisyah Hamid, salah satu pembicara, Selasa (29/4/2014) malam.
Pandangan tersebut mendapat dukungan dari Ketua PC Ikatan Sarjana NU Jombang Ahmad Atho'illah. Menurutnya, banyak sekali jasa Mbah Bisri terhadap NKRI, mulai pra kemerdekaan hingga pascakemerdekaan. "Beliau memiliki ketegasan dan keyakinan teguh sebagai seorang pecinta fiqih," ujar pria yang akrab disapa Gus Aik ini.
Bedah buku biografi salah satu pendiri Nahdlatul Ulama itu dihadiri sejumlah kiai dan pengasuh pesantren serta tokoh ormas di Jombang. Tampil sebagai pembicara KH Kholid Mawardi (Jakarta), Hj Aisyah Hamid (Jakarta), Hj Muassomah Iskandar (Denanyar), KH Akhwan (Bojonegoro), KH Aziz Masyhuri (Denanyar), serta KH Salahuddin Wahid (Tebuireng). Sedangkan sebagai pemandu Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua DPRD Jatim.
Sejumlah narasumber tersebut mengungkapkan pengalamannya terkait kehidupan KH Bisri Syansuri. "Mbah Bisri, kalau sudah punya ide sulit ditawar," ungkap Hj Muassomah Iskandar, menyampaikan pengalamannya tentang kehidupan pendiri NU itu.
Bibi dari mantan ketua umum PBNU, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menambahkan, satu aktifitas yang tidak pernah lewat oleh Bisri Syansuri adalah menjadi imam dalam setiap menjalankan sholat wajib.
Pandangan lain diungkapan KH Kholid Mawardi dari Jakarta. Menurutnya, KH Bisri Syansuri merupakan kiai yang kuat memegang ajaran fiqh. Tak heran, jika keberadaannya di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat pemerintah mengambil penyederhanaan partai, mampu menjadi penjaga moral kelompok Nahdliyyin di PPP.
"Beliau itu berperan sebagai garda moral kaum Nahdliyyin di PPP. Beliau adalah kiai yang kuat memegang ajaran fiqh," ujarnya di hadapan ratusan peserta bedah buku. [suf/air]
Reporter : Yusuf Wibisono
Berita Terkait
Jombang (beritajatim.com) - RSUD Jombang diduga menahan mayat seorang bayi. Pemicunya ortu bayi tersebut belum bisa melunasi biaya persalinan. Praktis terjadi ketegangan saat ortu bayi mengambil jasad sang anak.
Cerita pilu itu dialami pasangan suami istri (pasutri) Wisnu Wardana (28) dan Gunarti (26), warga Dusun Weru, Desa Mojongapit, Kecamatan Jombang Kota. "Anak saya ditahan sekitar 11 jam di RSUD Jombang. Karena memang saya belum bisa melunasi biaya persalinan," kata Wisnu
saat mengambil jasad anaknya di RSUD Jombang, Rabu (30/4/2014) sore.
Wisnu menjelaskan, anaknya yang baru dilahirkan itu meninggal di RSUD Jombang sekitar pukul 05.00 WIB. Namun, jasad jabang bayi tersebut tidak diperkenankan dibawa pulang oleh pihak RSUD. Alasannya, keluarga Wisnu belum melunasi biaya persalinan.
Sebagai solusi, Wisnu kemudian memberikan jaminan berupa KTP agar jasad sang anak bisa segera dikebumikan. Namun lagi-lagi pihak rumah sakit bersikukuh menahan. Biaya yang harus dibayar oleh Wisnu mencapai Rp 1,5 juta. "Total biaya yang harus saya bayar sebesar Rp 1,5 juta. Karena belum mempunyai uang sebanyak itu, akhirnya saya membayar Rp 500 ribu dan
jaminan KTP. Namun pihak rumah sakit tetap saja tidak mengijinkan jasad anak saya pulang," kata Wisnu menambahkan.
Saking jengkelnya, Wisnu kemudian menawarkan selembar sertifikat untuk jaminan biaya. Hanya saja, bagian administrasi rumah sakit menolaknya. "Saya tetap diminta membayar 50 persen dari total biaya. Akhirnya saya pulang cari pinjaman uang," katanya lagi.
Nah, sekitar pukul 15.00 WIB, Wisnu kembali ke rumah sakit yang berada di Jl Wahid Hasyim Jombang itu. Wisnu tetap saja tidak membawa uang, karena sudah keliling cari pinjaman hasilnya tetap nihil. Namun kali ini dia datang dengan membawa sejumlah tetangganya.
Mereka kemudian beramai-ramai memprotes pihak manajemen RSUD Jombang.Layaknya orang demo, mereka juga menggebrak meja yang ada di ruang UGD. Ketegangan antara pasien dan manajemen itu berlangsung sekitar satu jam. Praktis, hal itu memantik pasien lainnya untuk melihat.
Ketegangan itu baru mereda ketika petugas RSUD melunak dan mengambil jalan tengah. Yakni, jasad jabang bayi itu bisa dibawa pulang setelah Wisnu menandatangani surat pernyataan siap melunasi kekurangan biaya persalinan. "Tidak menggunakan ambulan. Jasad tersebut saya bawa
pulang dengan motor," pungkas Wisnu.
Dirtektur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran tidak berada di tempat ketika sejumlah wartawan hendak melakukan konfirmasi. "Saya sudah berada di rumah. Kalau konformasi silahkan ke rumah," kata Pudji ketika dihubungi lewat ponselnya. [suf/ted]
Jombang (beritajatim.com) - Kepolisian Resort Jombang menangkap seorang yang diduga Polwan gadungan berpangkat Iptu, Senin (21/4/2014). Pelaku bernama Endang Suprihatin (39), warga Desa Mranggen, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri.
Dari tangannya, petugas menyita serangam Polwan dengan identitas Iptu Paramita ZA. Pelaku ditangkap di SPBU Bandar Kedungmulyo saat akan memakai seragam warna cokelat tersebut.
"Kasus ini kemudian kita limpahkan ke Polres Jombang untuk ditindaklanjuti. Pelaku kita tangkap saat hendak menjalankan aksinya dengan mengenakan seragam Polwan berpangkat Iptu," kata Kapolsek Bandar Kedungmulyo, AKP Yogas.
Dengan wajah menunduk, Endang kemudian dinaikan ke mobil patroli. Ia diserahkan ke Satreskrim Polres Jombang. Tidak ketinggalan pula, satu stel baju warna cokelat juga disertakan.
Kapala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo menjelaskan, penangkapan pelaku berawal dari laporan warga yang curiga karena Endang kerap menitipkan seragam Polwan ke salah satu petugas cleaning service di SPBU Bandar Kedungmulyo.
Jika pagi hari, pelaku mendatangi SPBU tersebut untuk memakai baju kebesaran Polri. Sedangkan sore harinya Endang kembali ke SPBU untuk menitipkan baju warna cokelat tersebut. Hal itu dilakukan hingga sebulan lebih. Kepada petugas SPBU, Endang mengaku berdinas di Polda Jatim.
Nah, berawal dari kecurigaan itulah warga melaporkan kejanggalan tersebut ke polisi. Selanjutnya, sejumlah personel Polsek Bandar Kedungmulyo melakukan penyanggongan di lokasi yang dimaksud. Gayung pun bersambut, tak berselang lama pelaku muncul di lokasi.
Tak ingin membuang kesempatan, korps berseragam cokelat langsung meringkusnya. Dari tangan Endang, polisi menemukan seragam warna cokelat dengan pangkat Iptu. "Pelaku mengakui kalau bukan Polwan," kata Widodo.
Kepada petugas, pelaku juga mengaku kalau selama ini menawarkan ke warga untuk masuk Polwan. Syaratnya, orang yang ditawari itu diminta membayar Rp 60 juta. "Namun demikian kita belum menemukan siapa korban yang telah tertipu itu. Kita masih melakukan pendalaman," katanya menambahkan.
Atas tertangkapnya Polwan 'abal-abal' itu, Widodo meminta agar masyarakat waspada dengan modus penipuan menjelang rekrutmen Polwan se-Indonesia yang jumlahnya mencapai 7 ribu personel. Nah, untuk di Jombang sudah ada 351 pendaftar Polwan.
"Makanya masyarakat jangan sampai tertipu. Rekrutmen Polwan ini tidak dipungut biaya sepeserpun. Jika ada yang meminta uang laporkan saja ke polisi," pungkas Widodo. [suf/ted]
Reporter : Yusuf Wibisono
"Sudah ada satu caleg yang datang ke majelis ini. Dia menangis pada saya, drop dan lunglai. Dia belum bisa menerima kekalahannya," kata Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas, Ketua Majelis Dzikir Qurrota A'yun Jombang, tanpa mau menyebut identitas caleg tersebut karena alasan privasi, Sabtu (12/4/2014).
Ustad muda ini menceritakan, caleg yang berasal dari luar Jombang tersebut membeberkan semua uneg-unegnya. Semisal, soal ludesnya dana pinjaman dan harta benda yang ia miliki akibat digunakan 'membeli' suara pemilih dan kebutuhan sosialisasi. Namun ironis, meski harta sudah ludes, perolehan suara tidak signifikan.
Karena kondisi itu pula, si caleg mengalami depresi hebat. Dia merancau macam-macam. Mulai dikhianati tim suksesnya, masyarakat yang mata duitan, hingga merasa perolehan suara miliknya 'dicuri' secara gaib oleh lawan politik.
Tahap selanjutnya, sambung Gus Dimas, melakukan penguatan mental baik lewat keluarga maupun lewat agama kepada caleg depresi tersebut. Untuk pendekatan agama, Gus Dimas mengajak caleg melakukan istighfar, wirid, berdoa dan
mengadukan semua keluh-kesah yang dialami kepada Allah.
Gus Dimas mengatakan, caleg yang mendatangi Majelis Dzikir tersebut menjalani rawat jalan. Namun demikian, pihaknya terus memantau perkembangan caleg tersebut lewat keluarganya. "Tapi tetep kita agendakan setiap minggu datang kesini untuk mengecek perkembangannya," tutur bapak dua anak ini. [suf]
Jombang (beritajatim.com) - Anak baru gede (ABG) asal Desa Mlaras, Kecamatan Sumobito berinisial NNF (19), melaporkan pacarnya sendiri bernama Dedy (21) ke polisi, Kamis (17/4/2014). Gadis desa ini kecewa karena sang pacar yang telah menghamili dirinya tidak mau bertanggungjawab.
"Kami sudah menerima laporan dari korban. Kondisi korban sudah hamil sembilan bulan, namun sang pacar tidak mau menikahi. Selanjutnya, kami segera memanggil terlapor untuk dimintai keterangan," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo.
Widodo menjelaskan, petaka itu bermula pada Agustus 2013 lalu. Saat itu, sekitar pukul 05.00 WIB, Dedi menghubungi kekasihnya melalui pesan singkat atau SMS. Isinya, dia mengajak NNF untuk bertemu di belakang rumah tetangganya. Dengan hati berbunga-bunga, korban pun menuruti ajakan tersebut.
Singkat cerita, keduanya pun bertemu. Layaknya orang pacaran, mereka bersenda gurau dengan tubuh saling merapat. Nah, dari situlah birahi Dedy mulai terbakar. Dia kemudian meminta korban untuk melakukan hubungan layaknya suami istri. Awalnya NNF menolak ajakan itu, namun korban terus mendesak dengan janji jika korban hamil, pelaku siap untuk menikahi.
Keteguhan hati gadis desa ini pun akhirnya rontok. Dia pun merelakan kesuciannya direnggut sang kekasih.
Sejak saat itu, pasangan kekasih ini sering mengulang perbuatan itu di tempat berbeda. Seiring berjalannya waktu, NNF akhirnya berbadan dua.
Begitu mengetahui dirinya hamil, korban segera meminta tanggung jawab Dedi. Namun ironis, pelaku hanya memberinya janji belaka. Bahkan, hingga kandungannya berusia sembilan bulan, Dedi tak kunjung datang untuk menikahinya. Merasa ditipu kekasihnya, korban lantas melaporkan ke polisi. [suf/but]
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Ketenangan di RSUD Jombang berubah menjadi kegaduhan. Hal itu menyusul tertangkapnya seorang pencuri yang beraksi di parkiran rumah sakit tersebut, Senin (14/4/2014).
Bak film action, puluhan massa mengejar beramai-ramai, setelah tertangkap pencuri motor itu dipukuli hingga babak belur.
Selanjutnya, pria berjaket hitam yang belum diketahui identitasnya itu digelandang ke kantor polisi yang berjarak sekitar 400 meter dari lokasi kejadian. Sementara dua orang pelaku lainnya berhasil kabur dari kepungan massa. "Hajar saja, biar kapok. Motor di rumah sakit sering hilang. Dia pelakunya," ujar warga setengah berteriak saat menggelandang pencuri tersebut.
Edy, salah satu warga mengatakan, pelaku tertangkap saat hendak mengambil sepeda motor di tempat parkir pengunjung RSUD Jombang. Salah satu tukang parkir langsung berteriak maling sembari menuding ke arah pelaku. Merasa aksinya dipergoki, pria berjaket hitam tersebut langsung lari tunggang langgang. Sejumlah warga yang berada di lokasi pun mengejar.
Praktis kucing-kucingan antara pelaku dan puluhan massa tak terelakkan. Hingga akhirnya, pria misterius itu berhasil ditangkap. Nah, saat itulah massa melayangkan pukulan dan tendangan ke tubuhnya. Setelah tak berdaya, pelaku diserahkan ke Mapolres Jombang. "Tertangkapnya di Jalan Raya samping rumah sakit. Sebelumnya, pelaku kami kejar beramai-ramai," ujar pria berkumis ini.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo membenarkan drama penangkapan pelaku curanmmor di parkiran RSUD tersebut. "Berdasarkan identitas yang dikantongi, pelaku bernama Zaki, warga Desa/Kecamatan Megaluh, Jombang. Kita masih melakukan pemeriksaan," kata Widodo. [suf/ted]
Jombang (beritajatim.com) - Calon legislatif (caleg) yang kalah dalam pemilu 9 April mendatangi Majelis Dzikir Qurrota A'yun di Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Jombang. Kedatangan caleg tersebut untuk menenangkan diri setelah kalah dalam pesta demokrasi lima tahunan. Saat datang, caleg itu menangis serta merancu karena tidak terima atas kekalahannya.
"Sudah ada satu caleg yang datang ke majelis ini. Dia menangis pada saya, drop dan lunglai. Dia belum bisa menerima kekalahannya," kata Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas, Ketua Majelis Dzikir Qurrota A'yun Jombang, tanpa mau menyebut identitas caleg tersebut karena alasan privasi, Sabtu (12/4/2014).
Ustad muda ini menceritakan, caleg yang berasal dari luar Jombang tersebut membeberkan semua uneg-unegnya. Semisal, soal ludesnya dana pinjaman dan harta benda yang ia miliki akibat digunakan 'membeli' suara pemilih dan kebutuhan sosialisasi. Namun ironis, meski harta sudah ludes, perolehan suara tidak signifikan.
Karena kondisi itu pula, si caleg mengalami depresi hebat. Dia merancau macam-macam. Mulai dikhianati tim suksesnya, masyarakat yang mata duitan, hingga merasa perolehan suara miliknya 'dicuri' secara gaib oleh lawan politik.
"Sebagai awalan saya dengarkan curhatnya. Setelah itu secara perlahan kita kuatkan hatinya," kata Ketua PSNU Pagar Nusa Peguron Sapujagad Jombang, ini.
Tahap selanjutnya, sambung Gus Dimas, melakukan penguatan mental baik lewat keluarga maupun lewat agama kepada caleg depresi tersebut. Untuk pendekatan agama, Gus Dimas mengajak caleg melakukan istighfar, wirid, berdoa dan
mengadukan semua keluh-kesah yang dialami kepada Allah.
"Selain itu juga kita ajak mandi malam dan salat malam. Dengan begitu yang bersangkutan selalu ingat Allah," katanya menjelaskan.
Gus Dimas mengatakan, caleg yang mendatangi Majelis Dzikir tersebut menjalani rawat jalan. Namun demikian, pihaknya terus memantau perkembangan caleg tersebut lewat keluarganya. "Tapi tetep kita agendakan setiap minggu datang kesini untuk mengecek perkembangannya," tutur bapak dua anak ini. [suf]
Reporter : Yusuf Wibisono
Berita Terkait
Jombang (beritajatim.com) - Rumah sekaligus tempat praktik milik dr Sony S Wirawan di Jalan Raya Bandar Kedungmulyo, Jombang diobrak-abrik massa, Sabtu malam (29/3/2014) sekitar pukul 19.30 WIB.
Belum diketahui secara pasti penyebab mengamuknya warga tersebut. Saat ini polisi sedang menggelar olah TKP (Tempat Kejadian Perkara).
Informasi yang dihimpun menyebutkan, kejadian itu bermula ketika ada seorang warga Dusun Plosorejo desa setempat bernama Jamat sedang antre untuk mendapatkan pelayanan.
Warga tersebut membawa anaknya ke tempat praktik dokter Sony guna dikhitan. Hanya saja, karena dokter yang juga mantan Kepala Puskesmas Bandar Kedungmulyo itu sedang menangani pasien lainnya, anak yang akan dikhitan itu harus antre.
Nah, karena tidak sabar menunggu, orang tua dari anak tersebut marah dan mengamuk. Tiba-tiba saja dia menerobos ruang praktik dokter Sony sembari berteriak. Selanjutnya, Jamat mengobrak-abrik tempat praktik dokter tersebut. Keributan itu membuat warga sekitar berdatangan. Bukannya melerai, warga yang jumlahnya sekitar 10 orang justru membantu Jamat.
Mereka kemudian bersama-sama mengeroyok dokter Sony. Pukulan dan tendangan mendarat di tubuh dokter berkulit putih itu. Bukan itu saja, massa juga memecah meja kaca dan melempar kursi. "Leher saya juga diinjak. Jumlah yang mengeroyok sekitar 10 orang. Saya tidak hafal, suasananaya kacau," kata Sony.
Kapolsek Bandar Kedungmulyo, AKP Yogas, membenarkan kronologi aksi main hakim sendiri itu. Saat ini pihaknya masih melakukan olah TKP. Selain itu juga membawa dr Sony ke rumah sakit guna divisum. "Kita sudah mengantongi nama pelaku," katanya singkat saat berada di lokasi. [suf/ted]
Jombang (beritajatim.com) - Seorang pelajar SMK swasta di Kecamatan Mojoagung, Jombang berinisial SSA (16), diringkus polisi karena mengedarkan pil koplo jenis dobel L, Jumat (28/3/2014). Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti berupa 76 butir pil dobel L dan sebuah HP yang digunakan sebagai sarana transaksi.
"Pelaku langsung kita jebloskan ke tahanan. Kita juga mengembangkan kasus ini untuk mengungkap jaringan di atasnya," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo.
Widodo menjelaskan, tersangka diringkus saat berada di sebuah warung, Desa Janti, Kecamatan Mojoagung. Awalnya, polisi mendapatkan informasi dari masyarakat tentang maraknya peredaran pil koplo di sekitar Mojoagung. Selang beberapa hari kemudian, petugas memperoleh identitas tersangka yang diduga kuat sebagai pengedarnya.
Bersamaan itu, diperoleh informasi kembali kalau tersangka hendak lakukan transaksi di sebuah warung. Tak membuang kesempatan, petugas melakukan pengintaian. Dan benar saja, nampak tersangka berada di warung tersebut. Selanjutnya, korps berseragam cokelat meringkus pelaku. Awalnya, tersangka sempat mengelak tudingan petugas.
Namun, dia langsung tak bisa berkutik saat polisi melakukan penggeledahan, karena ditemukan 12 butir pil dobel L. "Kita gelandang ke rumahnya. Nah, di rumah itu kita kembali menemukan sebanyak 64 butir dobel L," kata Widodo. [suf/kun]
Jombang (beritajatim.com) - Seorang pengendara motor bernama Ali Basori (45) tewas di Jalan Raya Bulurejo, Kecamatan Diwek, Jombang, Selasa (25/3/2014). Motor yang dikendarai korban mengalami selip setelah menghindari jalan berlubang.
Ali terpental dari atas motor hingga kepalanya terbentur aspal jalan. Akibatnya, kepala korban seketika pecah hingga bersimbah darah. Belum sempat mendapat pertolongan, korban sudah meninggal di lokasi kejadian. "Korban meninggal dengan kepala terluka," kata Zainul Arifin (35), saksi mata.
Dia menjelaskan, kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Awalnya, korban mengendarai motor bernopol S 5309 Y melaju dari arah Barat. Ali yang merupakan warga Desa Gondek, Kecamatan Mojowarno ini memacu motornya dengan kecepatan tinggi.
Mendekati lokasi kejadian, korban tidak menyadari kalau di depannya kondisi jalan berlubang. Korban yang kaget berusaha menghindarinya. Ironis, upaya tersebut malah membuatnya celaka. Motor yang ditumpangi seketika selip hingga terpental dan kepalanya terbanting ke aspal.
Beberapa warga yang mengetahui kecelakaan itu segera berusaha menolong. Sayangnya, korban ternyata meninggal seketika di lokasi. "Korban kita bawa ke RSUD Jombang. Selanjutnya, kami lakukan penyelidikan untuk memastikan sebab kecelakaan tunggal ini," jelas Iptu Darul Asrifin, Kanitlaka Polres Jombang. [suf/kun]
Jombang (beritajatim.com) - Belasan murid SDN Gongseng 1 Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang mengalami kesurupan. Mereka berteriak-teriak tidak karuan. Selain itu, belasan murid tersebut juga bertingkah seperti pemain kuda lumping. Melompat, berjoget, hingga matanya melotot berwarna putih.
Bahkan ada seorang bocah yang sedang kesurupan nekad memanjat tiang di halaman sekolah. Praktis, hal tersebut membuat sejumlah guru yang ada di SDN ketakutan.
"Jumlah yang kesurupan ada 12 anak. Mereka bertingkah seperti pemain kuda lumping. Kadang juga bertingkat ala monyet," kata Mashudi, Kepala SDN Gongseng I ketika di lokasi, Rabu (12/3/2014).
Hingga saat ini belasan murid SD tersebut belum juga siuman. Bocah-bocah itu mulai melepas pakaian kemudian melata di halaman sekolah. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihak sekolah kemudian mendatangkan 'orang pintar'. [suf/kun]
Perilaku belasan murid SDN Gongseng 1 Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang bertingkah aneh. Saat kesurupan mereka ada yang melata seperti ular, melompat-lompat ala pocong, serta berjalan dan memanjat mirip monyet. Belasan murid SD itu juga berlarian sembari berteriak histeris. Kondisi itu berlangsung hingga sekitar 15 menit.
Sejumlah guru hanya bisa melihat, begitu juga warga yang ada di sekitar sekolah. Namun beruntung, beberapa 'orang pintar' yang didatangkan sekolah langsung beraksi. Mereka memegangi bocah yang kesurupan tersebut sembari membacakan mantra. Masih tidak mempan, paranormal tersebut kemudian menuangkan minyak wangi dari botol ukuran kecil dan diusapkan ke kepala bocah SD.
Sejurus kemudian belasan murid SDN Gongseng itu lunglai. Mereka kemudian dibawa ke bawah pohon mangga yang ada di halaman sekolah. "Kesurupan ini secara otomatis menganggu kegiatan belajar-mengajar," kata Mashudi, Kepala SDN Gongseng 1 usai menenangkan muridnya, Rabu (12/3/2014).
Mashudi menjelaskan, kesurupan yang mendera murid-muridnya berlangsung selama tiga hari, yakni Senin, Selasa, hingga Rabu ini. Semua itu berawal ketika dilangsungkan kegiatan belajar mengajar di kelas IV.
Sekitar pukul 11.00 WIB, tiba-tiba seorang murid bernama Roihul Hulam menjerit histeris disertai kejang-kejang. Matanya juga melotot seolah hendak copot.
Guru yang sedang mengajar berusaha menanangkan, namun justru ada murid lainnya yang mengalami gejala keseruapan serupa. Nah, kondisi tersebut berlangsung selama tiga hari berturut-turut dengan korban bergiliran. "Jumlah yang kesurupan mencapai 12 orang," katanya.
Sejak tiga hari itu pula, pihak sekolah mendatangkan 'orang pintar' yang bernama Mbah Lembang. "Mulai Senin hingga sekarang sekolah ini dijaga orang pintar agar kesurupan tidak meluas," ujar Mashudi lagi.[suf/ted]
Setelah mendapat penanganan dari beberapa 'orang pintar', belasan murid SDN Gongseng 1 Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang yang mengalami kesurupan akhirnya sadar.
Oleh 'orang pintar' tersebut, bocah-bocah itu dikumpulkan di bawah pohon mangga.
Setelah itu, salah satu dari orang normal itu membentangkan kain kafan warna putih.
Bukan itu saja, asap kemenyan juga mengepul didepan bocah-bocah yang masih duduk di kelas IV, V, dan VI itu. Sejurus kemudian, tumpeng yang berisi panggang ayam juga dihidangkan disebelah murid SDN Gongseng 1, Kecamatan Megaluh, Jombang itu. "Orangnya minta panggang ayam, kain kafan, dan kemenyan," kata Mbah Lembang, paranormal yang didatangkan ke sekolah tersebut, Rabu (12/3/2014).
Orang yang dimaksud Mbah Lembang adalah mahluk halus yang merasuki jasad bocah SD tersebut. Menurut Mbah Lembang, makhluk halus tersebut berasal dari empat pohon mangga yang ada di sekolah. Selain itu juga berasal dari sebuah kuburan yang berada di SDN Gongseng 1.
"Saya sudah melakukan komunikasi dengan makhluk itu. Dia meminta kain kafan, kemenyan, serta tumpeng panggang ayam. Jika tiga hal itu tidak dituruti, mereka tidak mau pergi. Makanya, setelah tiga syarat kita sajikan, anak-anak mulai siuman," kata Mbah Lembang.
Pria berambut putih ini menambahkan, selama tiga hari terakhir ini dia berada di sekitar SDN Gongseng untuk melakukan ritual khusus. Walhasil, mulai siang ini, lanjutnya, belasan bocah yang kesurupan mulai sadar.
Memang, sekitar 12 anak yang berada di bawah pohon mangga sudah bisa tersenyum layaknya orang normal. Padahal mereka sebelumnya ada yang melata seperti ular, melompat-lompat seperti pocong, dan memanjat tiang layaknya monyet. Sudah begitu, mereka juga berteriak tak karuan.[suf/ted]
Salah satu korban kesurupan di SDN Gongseng 1, Kecamatan Megaluh, Jombang mulai buka suara. Sebelum kesurupan, mereka mengaku melihat sosok manusia berbadan besar (raksasa), namun tidak memiliki kepala.
Begitu tangan raksasa itu menyentuh murid SD, mereka langsung tak sadarkan diri. "Cucu saya, Roihul Hulam, yang pertama kesurupan. Saat sadar, dia bercerita melihat raksasa tanpa kepala. Kemudian raksasa itu menyentuh tubuh cucu saya. Nah, selanjutnya dia tak sadarkan diri," kata H Munif (61), menirukan cerita cucunya yang duduk di kelas IV SDN Gongseng 1, Kamis (13/3/2014).
Setelah itu, lanjut Munif, murid lainnya juga mengalami gejala kesurupan serupa. Bahkan hal itu terjadi hingga tiga hari berturut-turut. "Namun sekarang kondisinya sudah mulai normal," kata Munif menjelaskan.
Hingga pagi ini situasi KBM (kegiatan belajar mengajar) di SDN Gongseng mulai dilakukan. Sebanyak 12 anak yang dua hari sebelumnya mengalami kesurupan juga sudah mulai mengikuti proses belajar. "Semoga saja hari ini tidak ada lagi yang kesurupan," kata Kepala SDN Gongseng 1, Mashudi. [suf/ted]
Telat Makan, Banser Pingsan Saat Apel Kesetiaan NKRI
Reporter : Yusuf Wibisono
Sebelum acara dimulai banom yang terdiri dari Ansor, Fayatat, IPNU/IPPNU, Pagar Nusa, serta LP Maarif itu berbaris di Alun-alun. Selanjutnya, KH Isrofil Amar dengan mengendarai mobil jeep terbuka mengecek kesiapan setiap barisan.
Usai pengecekan selesai itulah tiba-tiba anggota Banser yang sedang berbaris ambruk. Petugas kesehatan yang berada di lokasi langsung membopong ke Banser asal Kecamatan Bandar Kedungmulyo itu ke ambulace. Bukan itu saja, sejurus kemudian ada lagi anggota Banser yang mundur dari barisan karena tak tahan mendapat sengatan matahari.
"Ada dua banser yang ambruk. Mereka tak kuat menahan panas karena memang belum makan saat apel. Namun setelah mendapatkan perawatan, kondisinya mulai membaik," Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas, Ketua PSNU Pagar Nusa Peguron Sapujagad Jombang, usai membantu menangani dua Banser yang pingsan itu.
Sementara itu Katua PCNU Jombang KH Isrofil Amar mengatakan, apel kesetiaan NKRI tersebut dalam rangka memperingati hari lahir NU yang ke-91. Oleh karena itu seluruh banom NU ikut hadir dalam acara tersebut. "Alhamdulillah apel kesetiaan ini berlangsung khidmat," ujar Isrofil.
Dia menjelaskan, hingga usianya yang ke-91 ini NU tetap setia terhadap tiga hal, yakni agama, negara, serta umat. NU, kata Isrofil, mempunyai tujuan menegakkan syariat islam ala ahlussunah wal jamaah di NKRI. Selain itu, bagi NU, NKRI merupakan keputusan final atau harga mati.
"Selain agama dan negara, perjuangan NU juga berorientasi pada kemaslahatan umat. Sudah menjadi kwajiban nahdliyin untuk menciptakan situasi rukun damai. Yang tidak kalah penting juga mencintai NKRI serta berperan dalam mengisi pembangunan. Hal-hal seperti itulah yang harus dimiliki oleh kader NU," pungkas Isrofil. [suf/but]
Jombang (beritajatim.com) - Acara kendurian durian di Kecamatan Wonosalam, Jombang, Sabtu (8/3/2014), dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Akibatnya, banyak pengunjung yang kehilangan dompet saat berebut buah durian secara gratis tersebut. Dalam peristiwa itu seorang copet berhasil ditangkap. Pengunjung kendurian durian yang marah akhirnya menghajarnya beramai-ramai.
Sejak pagi, ribuan warga sudah menyemut di lapangan Wonosalam. Di tengah lapangan tersebut, sebanyak 2014 buah durian ditata menumpuk hingga menyerupai gunungan. Nah, ribuan buah durian itulah yang akan diperebutkan oleh pengunjung secara cuma-cuma. Begitu dibuka oleh Bupati Nyono Suharli Wihandoko, warga langsung menyerbu berebut buah. Mereka berdesakan dan aksi dorong tidak terhindarkan.
Saat itulah ada pengunjung yang ditangkap karena ketahuan mengambil dompet pengunjung lainnya. Secara spontan, pria misterius itu dihajar beramai-ramai. Polisi yang mengetahui kejadian itu langsung melerai serta mengamankan pelaku ke mobil patroli.
Dari pendataan petugas, pelaku diketahui bernama Andrik (48), warga Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Dari tangannya, polisi menyita barang bukti berupa sebuah HP dan tas warna hitam yang diduga hasil kejahatan. Setelah pelaku diamankan, warga kembali bersuka-cita berebut buah yang kulitnya berduri itu. "Saya dapat tiga durian," kata Joko salah satu pengunjung.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang AKP Sugeng Widodo membenarkan adanya copet di lokasi pesta durian tersebut. "Satu orang kita amankan. Kini pelaku masih dalam pemeriksaan lebih lanjut," pungkas Widodo. [suf/ted]
Jombang (beritajatim.com) - Komisi C DPRD Kabupaten Jombang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Perumahan Metro Graha Tunggorono, Rabu (4/3/2014). Hasilnya, dewan kecewa karena proses pembangunan fasilitas umum di perumahan tersebut molor serta acak-acakan. Padahal fasum berupa jalan lingkungan itu merupakan subsidi dari Kemenpera (Kementrian Perumahan Rakyat).
Selain itu, dewan juga menemukan masih banyak user yang belum bisa menempati rumah meski mereka sudah melunasi uang muka dan persyaratan administratif lainnya. Sidak DPRD Jombang ini dipimpin secara langsung oleh Ketua Komisi C Miftakhul HUda. Begitu datang, rombongan komisi C langsung melihat proses pembangunan fasum.
"Dalam sidak kali ini kita menemukan banyak sekali kejanggalan. Diantaranya proses pembangunan fasum molor dari jadwal. Fasum berupa jalan lingkungan tersebut mendapatkan anggaran dari Kemenpera tahun 2013. Hanya saja, hingga saat ini pembangunan jalan paving tersebut belum selesai," kata Huda menjelaskan.
Kejanggalan lainnya, lanjut Huda, dana subsidi dari dari Kemenpera tersebut bersifat siluman. Artinya, baik DPRD maupun Pemkab Jombang tidak mengetahui ihwal turunnya anggaran tersebut. "Dana itu turun dari pusat langsung ke pengembang. Dewan dan Pemkab ditilap," ungkap Huda.
Sudarso, anggota Komisi C menambahkan, kualitas pengerjaan jalan lingkungan tersebut juga sangat rendah. Semisal, jarak antar paving sangat lebar dan tidak merata. "Kualitasnya sangat rendah. Pengerjaannya buruk," kata Sudarso di lokasi yang sama.
Ade Sansuniar, pimpro pembangunan perumahan Metro Graha mengatakan, molornya pembangunan jalan lingkungan tersebut disebabkan oleh faktor alam. Yakni, tingginya intensitas hujan sejak beberapa bulan terakhir ini. Selian itu, lokasi yang digunakan pembangunan tersebut juga cukup sulit.
Hanya saja, Ade mengaku tidak tahu ketika disinggung soal anggaran subsidi yang turun dari Kemenpera. Ade hanya mengungkapkan bahwa anggaran itu turun pada tahun 2013. Sama halnya ketika disinggung soal pelaksana proyek fasum tersebut. "Besaran anggarannya saya tidak tahu. Kalau yang mengerjakan orang Surabaya," kata Ade singkat. [suf/kun]
"Saya sudah mengirimkan surat laporan ke bupati yang ditembuskan ke Kepala Disdik (Dinas Pendidikan), Kepala Inspektorat, serta instansi berkompeten lainnya," kata Indiah sembari memperlihatkan surat tanda terima laporan dari sekretariat daerah Kabupaten Jombang.
Indiah menjelaskan, hubungan perselingkuha antara suaminya dengan guru TK itu sebenarnya sudah lama. Namun setiap kali didesak dengan permasalahan tersebut, suaminya selalu mengelak. Sang suami tetap kukuh beralasan bahwa hubungan dia dengan SN sekedar rekan kerja, tidak lebih. Sejak itu, hubungan Indiah dengan sang suami tidak harmonis. Bahkan sejak empat tahun terakhir ini keduanya pisah ranjang.
Pun demikian, Indiah tetap memata-matai tindak tanduk suaminya. Dari hal itu, Indiah akhirnya mendapatkan informasi bahwasannya KES dan SN kerap meninggalkan jam dinas untuk sekedar jalan-jalan ke luar kota. Puncaknya, Jumat (28/2/2014), Indiah mendapatkan informasi lagi bahwa guru TK Mojowarno ada acara di Jombang.
Ia langsung menaruh curiga. Karena tidak ingin kecolongan, wanita berambut sebahu ini membuntuti SN. Ternyata benar. Oknum guru TK tersebut bukan ke arah Jombang, namun menuju perempatan Blimbing, Kecamatan Gudo untuk menitipkan sepeda motor. Di tempat tersebut, sebuah mobil sedan warna putih yang dikemudian KES sudah menunggu. Selanjutnya, guru SD dan guru TK tersebut meluncur ke arah Pare, Kabupaten Kediri.
Melalui orang suruhannya, Indiah terus membuntuti. Ternyata kedua pasangan tersebut ke sebuah warung lesehan di wilayah Benda, Kecamatan Pare. Sepulang dari warung lesehan tersebut KES dan SN dihentikan. "Kami sempat ramai di jalan, namun suami saya tetap tidak mengaku," kata Indiah saat memberikan surat laporan ke PWI Jombang.
Atas kasus tersebut, Indiah berharap Bupati Jombang melalui instansi terkait bersikap tegas terhadap KES. Karena yang bersangkutan merupakan guru yang berstatus PNS. "Apalagi signal perselingkuhan sudah 15 tahun, dan selama empat tahun saya tidak pernah dinafkahi," kata Indiah sembari memaperkan foto-foto suaminya saat berada di warung lesehan bersama selingkuhannya. [suf/kun]
Mojokerto (beritajatim.com) - Mobil Elf nopol AG 7488 GA yang dikemudikan Kholis (40) warga Desa Mancar, Kecamatan Peterongan, Jombang yang membawa rombongan keroncong SMKN 3 Jombang berpenumpang 15 orang terbalik di jalur tengkorak Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Dua pelajar terluka.
Kanit Laka, Satlantas Polres Mojokerto, Ipda Sariyanto mengatakan, kecelakaan pertama rombongan warga Nganjuk dari Malang. "Mobil pertama dikemudikan Indra Bayu (17), rombongan dari Malang. Ada 10 penumpang, semua selamat. Kecelakaan lebih karena sopir tidak tahu medan," ungkapnya, Minggu (23/02/2014).
Masih kata Kanit, kecelakaan kedua dari 16 penumpang, dua pelajar rombongan keroncongan SMKN 3 Jombang mengalami luka. Mobil yang dikemudikan Kholis (40) warga Desa Mancar, Kecamatan Peterongan, Jombang ini juga terbalik sama dengan mobil pertama.
"Mereka dari Malang mau pulang ke Jombang, dari 16 penumpang, dua penumpang diantaranya terluka. Satu korban luka parah tangan sebelah kiri dan satu korban mengalami luka terbuka pada kaki sebelah kiri. Untuk 14 penumpang yang lain baik-baik saja," jelasnya. [tin/kun]
Reporter : Yusuf Wibisono
Jombang (beritajatim.com) - Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menghadiri puncak peringatan haul pendiri Nahdlatul Ulama KH Bisri Syansuri ke-35 di Ponpes Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang, Rabu (30/4/2014) malam. Kedatangan dua tokoh tersebut sekaligus pulang kampung mengingat mereka berdua adalah cucu dari kiai kharismatik tersebut.
Selain Cak Imin dan Gus Ipul, sejumlah kiai juga terlihat di acara tersebut. Tidak ketinggalan pula para pejabat di lingkungan Pemkab Jombang serta ribuan pengunjung membanjiri lokasi. Para kiai yang hadir diantaranya KH Azis Mashuri (Ponpes Al-aziziyah Denanyar), KH Jamaludin (pengasuh Ponpes Al Muhibbin Tambakberas) dan KH Qoyyum (Jawa Tengah).
Selain itu, hadir pula Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim, A Halim Iskandar, Wakil Bupati Jombang Mundjidah Wahab, serta sejumlah pejabat eselon kementerian dari Jakarta. "Alhamdulillah, kita semua masih mencintai NU," ujar Cak Imin saat memberikan sambutan.
Cak Imin lantas menceritakan sejarah dan perjuangan NU di masa lampau. Menurutnya, NU dikagumi dan dibanggakan banyak orang karena tiga hal. Pertama, cara pandang NU yang khusuk dan sederhana. Kedua, warga NU tidak banyak menuntut serta penuh keikhlasan. Terakhir, NU lebih mengedepankan kebersamaan ketimbang sesuatu yang bermotif pribadi.
"Karena itulah NU sangat dikagumi. Bahkan umat non muslim juga kagum dengan NU. Makanya, mari melanjutkan warisan para kiai pendiri NU, sebab kaidahnya jelas, semuanya ada dan tinggal melanjutkan," kata cucu Kiai Bisri Syansuri yang disambut aplaus ribuan hadirin.
Sementara itu, salah satu hadirin Dimas Cokro Pamungkas atau Gus Dimas sangat apresiatif dengan apa yang disampaikan Cak Imin. Menurutnya, memang sudah selayaknya warga nahdliyin melanjutkan perjuangan para pendiri NU tersebut. Ia juga sepakat jika para pendiri NU tersebut diberi gelar pahlawan nasional.
"Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari sudah mendapatkan gelar pahlawan nasional. Seharusnya KH Bisri Syansuri dan KH Wahab Chasbullah juga mendapatkan gelar serupa. Karena peran beliau-beliau itu sangat besar terhadap berdiri NKRI," kata Ketua PSNU (Pencak Silat Nahdlatul Ulama) Pagar Nusa Peguron Sapujagad Jombang, ini.
Terkait dengan peringatan haul KH Bisri Syansuri, Gus Dimas mengaku rutin hadir setiap tahun. Bahkan pihaknya juga menerjunkan puluhan pendekar Pagar Nusa untuk mengamankan acara tersebut. "Pendekar Pagar Nusa juga ikut mengamankan acara haul Mbah Bisri ke-35 ini. Alhamdulillah semuanya lancar," pungkas warga Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Jombang ini. [suf/but]
Jombang (beritajatatim.com) - Penghasilan pengemis cilik yang sejumlah titik strategis di Jombang cukup mencengangkan. Mereka mengaku mengantongi pengahsilan Rp 100 ribu perhari. Tempat operasinya, di Pasar Citra Niaga atau Pasar Legi, Alun-alun, serta persimpangan lampu merah atau trafigh light.
Seperti yang ditemui di kawasan Pasar Citra Niaga Jombang. Para pengemis cilik berusia 6 hingga 11 tahun. Semisal FB, RG, RN, serta RS. Setiap hari mereka mengemis dari pagi hingga siang. "Tidak ada bos yang menyuruh kami mengemis," kata FB, pengemis yang berusia 6 tahun, Jumat (7/2/2014).
Dengan polos FB mengaku, ia mengemis di Pasar Citra Niaga mulai siang sepulang sekolah hingga malam selepas magrib. Nah, selama sehari itu, FB mendapatkan uang sebesar Rp 100 ribu. "Hasilnya untuk membeli buku sekolah," katanya polos.
Bukan hanya FB, bocah-bocah kecil lainnya yang mengemis di Pasar Legi juga melontarkan pengakuan serupa. Ironisnya, mereka mengemis karena ajakan sang ibu. "Ibu saya juga mengemis di sini (Pasar Legi)," tambah RG, pengamis lainnya yang berumur 10 tahun.
Meski setiap hari mengais rejeki dengan meminta-minta, namun soal cita-cita mereka tidak kalah dengan bocah pada umumnya. Dari pengakuannya, mereka ingin menjadi polisi, guru, bahkan ada yang bercita-cita menjadi dokter. Namun saat ditanya sampai kapan akan mengemis, mereka hanya menggelengkan kepala. [suf/kun]
Jombang (beritajatim.com) - Mengawali karir di tahun 1995 sebagai security di salah satu perusahaan swasta di Malang, Imam Chalimi (40), mencoba mengubah nasibnya dengan membuka usaha kripik tempe di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Jombang. Kini omset usahanya mencapai Rp 7 juta per bulan. Sedangkan pengiriman makanan ringan tersebut sudah menembus hingga ibukota Jakarta.
Ketika pagi masih buta Imam sudah terjaga dari tidurnya. Ia kemudian menjajakan dagangannya dari kampung ke kampung. Bukan itu saja, ia juga menjajakan hasil usahanya sampai ke luar kota, semisal Malang dan Surabaya. "Sekita tahun 2005 saya mulai bisnis tempe," katanya singkat, Kamis (6/12/2014).
Usaha yang dulunya kecil itu kini menampakkan perkembangan. Imam tidak lagi blusukan dari kampung ke kampung untuk memasarkan dagangannya. Pasalnya, selain rasanya yang gurih, kripik tempe Putri Sekar Arum Asli Jombang ini tetap menjadi primadona masyarakat dan menjadi hidangan yang merakyat.
Kripik asli khas Jombang yang berdiri sejak tahun 2005 ini sudah menembus pasar luar kota seperti Jogyakarta, Surabaya, Malang hingga Jakarta. Hal ini membuat kripik tempe Imam dikenal oleh masyarakat dan menjadi oleh-oleh wajib setiap orang yang berkunjung ke kota Jombang.
Disinggung soal omset, Imam menjelaskan, untuk penghasilan laba kotor perbulan sekitar Rp 7 juta, sedangkan untuk laba bersihnya rata-rata bisa mencapai Rp 3,5 juta. "Karena saya menggunakan tempe murni. Biasanya omset itu bisa sangat tinggi ketika para pembuat tempe itu tidak menggunakan tempe asli," ujarnya. [suf/but]
Reporter : Yusuf Wibisono
Berita Terkait
Jombang (beritajatim.com) - Sebuah rumah kontrakan di Dusun Dayu, Desa Tunggorono, Jombang Kota digerebek warga. Pasalnya, sang pemilik rumah, menyewakan kamar untuk berbuat mesum. Harga sewa kamar untuk 'ngos-ngosan' itu relatif murah, yakni hanya Rp 25 ribu sekali pakai.
Pemilik kontrakan tersebut akhirnya digelandang polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia adalah Helena Tunru (43), perempuan kelahiran Sulawesi yang sudah lama tinggal di Jombang. Polisi juga masih mendalami kasus tersebut karena kuat dugaan Helena juga menyediakan gadis di bawah umur untuk melayani pelanggannya.
Digerebeknya rumah kontrakan milik Helena berawal dari kecurigaan warga setempat. Pasalnya, warga sering memergoki pasangan muda-mudi memasuki rumah tersebut hingga beberapa jam. Dari kecurigaan itu, warga kemudian melakukan penyanggongan. Gayung pun bersambut. Ada pasangan remaja yang masuk ke rumah itu lagi.
Tanpa menunggu waktu lama, massa kemudian menggedor sebuah kamar yang sebelumnya terkunci rapat. Nah saat pintu terbuka, terlihatlah dua sejoli yang sedang bergumul di atas ranjang. "Setelah itu, kasus ini kami serahkan ke polisi," ujar Sutarji (45), warga setempat.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang AKP Sugeng Widodo membenarkan adanya kasus tersebut. Bahkan, lanjut Widodo, polisi sudah menetapkan Helena sebagai tersangka. "Dia sudah kita tahan. Tersangka mengakui semua perbuatannya, yakni menyewakan tempat untuk berbuat mesum," kata Widodo, Selasa (4/2/2014).
Widodo menjelaskan, selama ini tersangka memang mereguk keuntungan dari bisnis sewa kamar mesum. Pelanggannya bermacam-macam, mulai orang dewasa hingga kalangan pelajar. Kepada petugas, Helena mengatakan bahwa tarif sekali sewa sebesar Rp 25 ribu.
"Atas perbuatannya pelaku kita jerat pasal 296 dan 506 KUHP tentang seseorang yang mata pencahariannya memudahkan perbuatan cabul, atau mengambil untung dari proses pelacuran perempuan. Ancaman hukumannya satu tahun empat bulan," pungkas Widodo. [suf/kun]
Berita Terkait
Jombang (beritajatim.com) - Sungguh bejat kelakukan M Sulkan (51) warga Desa Dusun Banggle, Desa Dapur Kejambon, Jombang Kota. Ia tega memperkosa anak tirinya, berinisial IN (11), hingga puluhan kali. Namun aksi bejat Sulkan akhirnya tercium, ia pun dibekuk petugas Polres Jombang di rumahnya, Selasa (4/2/2014).
"Berapa kali saya sudah lupa. Yang pasti lebih dari 10 kali saya memperkosa anak tiri. Sekarang saya menyesal," kata Sulkan sembari menunduk saat berada di ruang Sub Bagian Humas Polres Jombang.
Hanya saja, saat ditanya modus persetubuhan tersebut, Sulkan enggan berterus terang. Pria yang bekerja serabutan ini lagi-lagi hanya menunduk dan mengaku menyesal atas tindakan yang ia lakukan.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang AKP Sugeng Widodo membenarkan aksi bejat yang dilakukan Sulkan. Menurut Widodo, perbuatan itu dilakukan sejak tiga bulan terakhir ini. Selama ini, korban IN tinggal di rumah neneknya di Dusun Banggle. Sedangkan Sulkan dan sang istri tinggal di Desa Candi Mulyo, Jombang Kota.
Hanya saja, setiap Sabtu dan Minggu, IN selalu berkunjung ke rumah ibu kandungnya yang tinggal serumah dengan Sulkan di Candi Mulyo. Nah, saat berada di rumah itulah pelaku melancarkan aksinya. Yakni, saat sang istri tertidur pulas, ia gantian minta 'jatah' ke bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar tersebut.
Usai melampiaskan nafsu bejatnya, Sulkan mengancam sang anak agar tidak menceritakan perbuatan itu ke orang lain, termasuk ke ibu kandungnya. Sebagai bentuk tutup mulut, pelaku juga memberikan uang sogokan sebesar Rp 5 ribu. Aksi Sulkan berjalan mulus hingga beberapa bulan.
Namun ibarat pepatah, sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Demikian juga dengan perbuatan Sulkan yang akhirnya terendus oleh istrinya sendiri. "Perkosaan itu kadang dilakukan pada siang hari. Namun yang paling sering pada malam hari, yakni saat sang istri terlelap tidur," lanjut Widodo.
Terbongkarnya tindak asusila tersebut bermula dari kondisi psikologis korban yang berubah. Bocah yang masih duduk di sekolah dasar itu kerap menyendiri. Dari sikap itu, sang nenek kemudian curiga hingga menyanyakannya. Saat didesak itulah korban dengan gamblang menceritakan petaka yang dialami.
"Oleh keluarga, kasus ini kemudian dilaporkan ke polisi. Pelaku dijerat pasal 81 UU RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Ancamannya, 15 tahun penjara dan minimal 3 tahun penjara atau denda Rp 300 juta," pungkas Widodo. [suf/ted]
Top 5 Popular of The Week
-
Setelah sukses mengarahkan Ghajini versi Tamil di tahun 2005, sutradara A. R. Murugadoss di tahun 2008 meremake kembali film yang saat itu d...
-
Rangeomorphs © Jennifer Hoyal Cuthill Kehidupan di Bumi ada sejak sekitar 4,28 miliar tahun lalu. Namun hingga kini masih ada perd...
-
TobaTimes - Sungguh gila dan memprihatinkan. Pergaulan siswa SMP di Samarinda, Kalimantan Timur, semakin liar. Mereka tak segan-segan berbua...
-
Gopiyon sang ghoome Kanhaiya - Krishna berkelana dengan Gopis Raas rachaiyya, raha na jaye re - Dia bermain dengan mereka, tidak bisa berh...
-
TobaTimes, Kaltim - Zaman semakin meresahkan. Pergaulan remaja juga semakin gila. Antara lain terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur, semaki...
-
TobaTimes - Seorang gadis remaja yanga bahenol berusia 15 tahun, dicabuli DD (30), seorang mandor sebuah perusahaan perkebunan di Desa Mend...
-
Alya Dior dikenal karena belasan fotonya yang berani tampil seksi di Majalah SISILA edisi Tebaru. Kendati sudah terbit dan beredar sejak awa...
-
TobaTimes - Dua gadis muda masing-masing berinisial W (13) dan A (15), diselamatkan dari lokalisasi Peleman di Suradadi, Kabupaten Tegal, b...
-
Tiap masakan yang dibuat seperti tidak pernah tidak menggunakan garam. Tapi, ada bahan lain yang bisa menggantikan garam dalam masakan. Jadi...
-
Revi Mariska, pesinetron Angling Darma, rupanya juga mengikuti kasus video Prilly Latuconsina. Melalui akun Twitternya, ia berkicau tentang ...