Mbah Bisri, Penjaga Moral Kaum Nahdliyyin di Ranah Politik

Reporter : Yusuf Wibisono

Mbah Bisri, Penjaga Moral Kaum Nahdliyyin di Ranah Politik
 

Jombang (beritajatim.com)--Mendiang KH Bisri Syansuri, tokoh pendiri NU dari Ponpes Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang dinilai layak mendapatkan gelar pahlawan nasional. Selain ahli fiqih, Kiai Bisri juga mempunyai jasa besar terhadap kemerdekaan RI.

Demikian kesimpulan yang mengerucut dalam bedah buku 'Biografi KH Bisri Syansuri' di aula Ponpes Mambaul Ma'arif Denanyar. "Dengan berbagai jasa beliau kepada negara ini, saya pikir Mbah Bisri pantas untuk mendapatkan gelar pahlawan. Kiai Bisri juga juga pernah menjadi komandan hizbulloh dan sabilillah," kata Hj Aisyah Hamid, salah satu pembicara, Selasa (29/4/2014) malam.

Pandangan tersebut mendapat dukungan dari Ketua PC Ikatan Sarjana NU Jombang Ahmad Atho'illah. Menurutnya, banyak sekali jasa Mbah Bisri terhadap NKRI, mulai pra kemerdekaan hingga pascakemerdekaan. "Beliau memiliki ketegasan dan keyakinan teguh sebagai seorang pecinta fiqih," ujar pria yang akrab disapa Gus Aik ini.

Bedah buku biografi salah satu pendiri Nahdlatul Ulama itu dihadiri sejumlah kiai dan pengasuh pesantren serta tokoh ormas di Jombang. Tampil sebagai pembicara KH Kholid Mawardi (Jakarta), Hj Aisyah Hamid (Jakarta), Hj Muassomah Iskandar (Denanyar), KH Akhwan (Bojonegoro), KH Aziz Masyhuri (Denanyar), serta KH Salahuddin Wahid (Tebuireng). Sedangkan sebagai pemandu Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua DPRD Jatim.

Sejumlah narasumber tersebut mengungkapkan pengalamannya terkait kehidupan KH Bisri Syansuri. "Mbah Bisri, kalau sudah punya ide sulit ditawar," ungkap Hj Muassomah Iskandar, menyampaikan pengalamannya tentang kehidupan pendiri NU itu.

Bibi dari mantan ketua umum PBNU, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menambahkan, satu aktifitas yang tidak pernah lewat oleh Bisri Syansuri adalah menjadi imam dalam setiap menjalankan sholat wajib.

Pandangan lain diungkapan KH Kholid Mawardi dari Jakarta. Menurutnya, KH Bisri Syansuri merupakan kiai yang kuat memegang ajaran fiqh. Tak heran, jika keberadaannya di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat pemerintah mengambil penyederhanaan partai, mampu menjadi penjaga moral kelompok Nahdliyyin di PPP.

"Beliau itu berperan sebagai garda moral kaum Nahdliyyin di PPP. Beliau adalah kiai yang kuat memegang ajaran fiqh," ujarnya di hadapan ratusan peserta bedah buku. [suf/air]


No comments:

Write a Comment


Top